Syawalan, Warga Krapyak Pekalongan Bikin Lopis Raksasa Setinggi 200 Cm

Rabu, 12 Juni 2019 - 12:48 WIB
Syawalan, Warga Krapyak Pekalongan Bikin Lopis Raksasa Setinggi 200 Cm
Gubernur Ganjar Pranowo mengiris lopis raksasa dan mencicipinya dalam tradisi syawalan di Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Rabu (12/6/2019). FOTO/IST
A A A
PEKALONGAN - Tradisi syawalan di Kota Pekalongan tidak hanya dimeriahkan dengan Java Balon Festival. Masyarakat setempat, utamanya di Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara juga membuat dua lopis raksasa yang terbuat dari beras ketan.

Lopis pertama setinggi 200 sentimeter, berat 1.600 kilogram, dan berdiameter 250 sentimeter yang diletakkan di depan Taman Pendidikan Al Quran Miftakhul Ulum Krapyak Lor Gang 8. Adapun lopis kedua tingginya 200 sentimeter dan berdiameter 83 sentimeter. Beratnya mencapai satu ton lebih dan diletakkan di Gang 1.

Menurut panitia syawalan, Ahmad Timbul, dua lopis raksasa itu menghabiskan 10 kuintal beras ketan. Proses memasaknya sendiri membutuhkan waktu tiga hari.

Setelah beras ketan matang, kemudian ditumbuk dan dimasukkan ke dandang raksasa dan dimasak lagi dari pukul 06.00-16.00 WIB. Agar bentuk lopis yang menyerupai bedug raksasa tidak berubah, lopis dikemas dengan daun pisang dan potongan bambu kemudian diikat.

"Dua lopis raksasa itu kita berikan kepada pengunjung atau warga di luar Krapyak dengan harapan, kita semua mendapatkan keberkahan," katanya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir dalam syawalan tersebut mengaku tidak bisa membayangkan bagaimana makan lopis raksasa. "Sing mangan piye. Ternyata, rasane enak sekali. Apalagi dicocol dengan parutan kelapa muda," kata Ganjar usai mengiris lopis raksasa dan mencicipinya dalam tradisi syawalan di Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Rabu (12/6/2019) siang.

Menurut Ganjar, lopis raksasa dari beras ketan itu memiliki makna filosofis tentang sedekah, kegotongroyongan, keakraban, dan keguyuban di tengah kampung yang bisa melupakan perbedaan pilihan pada pemilu lalu. Mereka tidak lagi berpikir kemarin memilih siapa, tetapi kembali dalam satu, yakni kerukunan.

"Ini kreativitas yang bisa menjadi tontonan, dan bisa menarik wisatawan mancanegara. Indonesia bisa menjadi mencontoh kegiatan ini. Membuat lopis, tapi masyarakat memberikannya ikhlas untuk dinikmati warga di luar Krapyak. Tahun depan bisa dikemas kembali. Menjadi satu paket dengan festival balon. Nanti yang memotong lopisnya jangan wali kota atau gubernur, tetapi turis mancanegara yang datang," kata Ganjar kepada Wali Kota Pekalongan Mochammad Saelany Machfudz, Wakil Wali Kota Achmad Afzan Arslan dan ribuan warga yang hadir.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1118 seconds (0.1#10.140)