Kantong Parkir Minim, Pedagang Tolak Rencana Malioboro Jadi Pedestrian

Selasa, 11 Juni 2019 - 16:39 WIB
Kantong Parkir Minim, Pedagang Tolak Rencana Malioboro Jadi Pedestrian
Jalur pedestrian di sepanjang Jalan Malioboro. Foto/Dok/iNews
A A A
YOGYAKARTA - Rencana penerapan jalur pedestrian di sepanjang Jalan Malioboro hingga Jalan Ahmad Yani Kota Yogyakarta belum sepenuhnya diterima pelaku bisnis. Perkumpulan Pengusaha Malioboro-Ahmad Yani (PPMAY) Yogyakarta khawatir kebijakan ini akan banyak menimbulkan permasalahan baru di lapangan karena kantong parkir di Malioboro belum siap.

Ketua PPMAY, Sadana Mulyono, mengaku khawatir penerapan kawasan pedestrian yang bebas dari kendaraan bermotor di Malioboro akan berdampak terhadap omzet toko.

"Tidak masalah diujicobakan, pasti masalah akan mengerucut," kata dia kepada wartawan di Kota Yogyakarta, DIY, Senin (6/10/2019).

Selama ini, belum banyak komunikasi yang dilakukan pemerintah dengan larangan kendaraan bermotor melintas. Hanya dengan beberapa pengusaha saja.

Menurut dia, jika memang akan diterapkan, pemerintah harusnya menyiapkan sarana pendukung. Salah satu masalah krusial adalah belum tersedianya kantong parkir yang memadai.

"Penuhi dulu lorong-lorong untuk parkir dulu baru diterapkan agar belanjanya lebih dekat," ujarnya.

Selain jarak yang jauh, Sadana melihat akses transportasi yang ada belum pasti diminati pengunjung. Ketika ditutup, hanya ada andong dan becak saja nantinya. Sedangkan satu-satunya moda transportasi yang melintas hanya Trans Jogja.

"Silakan diujicobakan, kalau tidak ada pembuktian mau apa," kata dia.

PPMAY sendiri memiliki anggota sekitar 220 pengusaha yang membuka toko di sepanjang jalan ini. Dengan penerapan ini, dipastikan mereka akan kesulitan untuk melakukan bongkar dagangan.

Sebab jika dilakukan malam hari, pasti biaya akan lebih besar. Tidak mungkin karyawan dipaksa sampai malam tanpa ada uang lembur.

"Kendaraan kami saja ditempatkan di kantong-kantong parkir," katanya.

Sekda DIY, Gatoto Saptadi mengaku wajar saja ada penolakan dari para pengusaha. Saat ini mereka baru akan melakukan uji coba.

Dari sanalah, kata dia, akan diketahui permasalahan apa saja yang muncul, dan akan dibuatkan langkah-langkah optimal untuk meminimalisasi masalah.

"Kalau tidak diujicoba, kita tahu (masalahnya). Wajar ada penolakan," ujar dia.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1253 seconds (0.1#10.140)