Apple Banderol Mac Pro 2019 Seharga Rp85 Juta

Selasa, 11 Juni 2019 - 10:36 WIB
Apple Banderol Mac Pro 2019 Seharga Rp85 Juta
Mac Pro Parutan Keju Seharga Rp85 Juta. Foto/IST
A A A
LAGI, komputer desktop Apple mendapat kritikan meski baru saja diluncurkan. Adalah Mac Pro 2019, yang diperuntukkan bagi profesional ternyata sudah dapat ejekan karena desain casing-nya yang mirip “parutan keju”.

Dan ini bukan yang pertama! Mac Pro generasi kedua pada 2013 silam juga dijuluki tong sampah hingga rice cooker. “Melihat Mac Pro terbaru membuatku terasa lapar karena mengingatkanku pada macaroni & cheese,” tulis netizen di media sosial.

Berbagai ejekan bermunculan setelah Apple resmi mengenalkan Mac Pro di ajang Apple Worldwide Developers Conference (WWDC) 2019 di San Jose, California, pada 3-7 Juni silam.

Selain menyoroti harganya yang sangat mahal, netizen juga menghujat desain bagian depan Mac Pro yang mirip dengan parutan keju. Mac Pro memang bukan produk sembarangan. Ini adalah lini produk teratas Apple.

Di rancang untuk konsumen yang juga spesifik, yakni korporasi dan kaum profesional. Mulai dari desainer, fotografer, video editor, hingga pekerja kreatif profesional lainnya, termasuk juga industri perfilman Hollywood.

Saat merancang Mac Pro 2013 yang berbentuk silinder, Apple berfokus pada desainnya. Karena itu, Mac Pro 2019 berusaha menjawab apa yang dibutuhkan pengguna korporasi mereka, yakni mesin supertangguh yang bisa ditambah dan dimaksimalkan sesuai kebutuhan.

Karena itu, desainnya pun kembali pada model awal Mac Pro pertama. Mengadopsi sistem modular. Tentu saja dengan beberapa perubahan, seperti kemudahan untuk membuka casing -nya (hanya dengan mengangkat ke atas), atau melengkapinya dengan roda agar bisa dipindah-pindah.

Senior Vice President World-wide Marketing Apple Phil Schiller menyebut bahwa Mac Pro terbaru dirancang untuk pengguna yang membutuhkan sistem modular dengan kinerja ekstrem, ekspansi, dan konfigurasi.

“Dengan prosesor Xeon yang kuat, kapasitas memori yang sangat besar, arsitektur GPU yang inovatif, ekspansi PCIe, kartu akselerator Afterburner dan desain keren, Mac Pro yang baru adalah monster yang memungkinkan para profesional melakukan pekerjaan terbaik dalam hidup mereka,” papar Phil.

Seluruh produk ini akan mulai tersedia di AS pada musim gugur. Antara bulan September hingga November 2019. Entry Level, Cuma Rp85 Juta. Mac Pro dibanderol mulai USD5.999 atau sekitar Rp85 juta, itu untuk versi yang terendah.

Untuk kebutuhan profesional, jelas masih jauh dari cukup. Misalnya saja SSD bawaan yang hanya 256 GB, prosesor 8-core dan RAM 32 GB. Untuk editing video, jelas kapasitas belum maksimal. Jelas masih banyak penambahan lagi.

Dan, Apple memberikan ruang yang besar untuk itu. Sebab, prosesornya bisa ditambah hingga 28 core. Lalu, RAM-nya bisa dioptimalkan hingga 1,5 terrabyte. Bahkan, kalau perlu pengguna bisa menambah monitor Pro Display XDR senilai Rp71 juta.

Dan itu baru konfigurasi entry level . Fokus di Mac Pro adalah soal power dan grafis. Karena mampu menjalankan empat kartu grafis AMD Radeon Pro Vega II sekaligus. Artinya, komputer tersebut memiliki tenaga untuk memutar tiga video 8K sekaligus di tiga layar berbeda yang ditunjukkan di keynote WWDC.

Dan tidak seperti Mac Pro sebelumnya, di model baru ini Apple membebaskan pengguna melakukan ekspansi. Ditandai dengan kemudahan membuka casing dan melakukan pembaruan berbagai peranti di dalamnya.

Mengapa Begitu Mahal? ZDnet mencoba menaksir harga komponen-komponen yang diberikan Apple di versi termurah Mac Pro yang dibanderol USD6.000 itu.

Hasilnya, ZDnet memperkirakan biaya total yang dibutuhkan untuk mendapatkan komponen dengan performa serupa adalah USD2.300 (Rp31 juta). Jauh dari Rp85 juta yang jadi banderol Apple.

Lalu, mengapa bisa begitu mahal? Pertama-tama, karena tujuan Mac Pro terbaru sebagai modular, untuk menjawab permintaan konsumen mereka yang menuntut produk komputer yang bisa di-upgrade sesuai keinginan.

Namun, Apple tahu bahwa hampir setiap orang yang membeli Mac Pro bermaksud untuk memperbaruinya menggunakan suku cadang yang dibeli dari perusahaan selain Apple. Dengan demikian, Apple tidak akan berbagi keuntungan dari peningkatan tersebut.

Karena itu, Apple tidak ingin membuat Mac Pro dengan harga di kelas menengah sehingga para profesional bisa mendapat akses ke mesin profesional untuk memodifikasinya sendiri.

Mereka harus memastikan untuk bisa menghasilkan laba yang besar. Terutama untuk pembeli yang nantinya mengupgrade komponen-komponen di Mac Pro dengan komponen after market . Karena itu, Apple membuat harga Mac Pro menjadi sangat mahal. Dengan harapan bisa mendapat untung puluhan ribu dari Mac Pro.

Jika pembeli akan menambahkan komponen mereka sendiri, Apple memastikan bisa memulihkan sebagian dari keuntungan tersebut dari harga dasar. “Intinya, silakan jika Anda mau menambah komponen di luar ekosistem Apple, tapi Anda harus membayarnya,” tulis ZDnet. (Danang Arradian)
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3037 seconds (0.1#10.140)