Kasus Bom Kartasura Identik di Mapolresta Solo, Ini Faktanya

SEMARANG - Kasus bom bunuh diri yang menyasar Pospam Tugu Kartasura Sukoharjo, pada Senin 3 Juni malam, menggegerkan warga. Kasus bom bunuh diri menjelang Hari Raya Idul Fitri ini kembali mengingatkan publik pada aksi serupa tiga tahun silam.

Pengamat terorisme, Najahan Musyafak, mencatat terdapat fakta-fakta yang mirip pada teror tersebut. Mantan Ketua Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jateng, periode 2012-2017 itu membeber fakta-faktanya.

1. Sasaran polisi
"Sasarannya adalah kepolisian, aparat kepolisian. Itu jika diidentifikasi tiga tahun yang lalu kan sama penyerangan kepada Mapolresta Solo itu," ujar Najahan, Selasa (4/6/2019).

2. Daya ledak rendah
"Baik yang dulu (tiga tahun lalu) dengan saat ini menggunakan bom daya ledak rendah. Buktinya saat ini yang terluka hanya satu orang yakni terduga pelaku sendiri. Begitu pula dulu, yang terluka pelaku dan seorang polisi, itu pun karena menghalang-halangi," tambah dia.

3. Mendekati lebaran
"Kalau dari sisi motif, kesamaan modus operandi yaitu satu menjelang hari raya Lebaran," sebutnya.

4. Pelaku beraksi sendiri
"Sama dengan pelaku (pengeboman) Mapolresta Solo, ini pelaku Rofik juga beraksi sendiri," tutur dia.

Sekadar diketahui, aksi bom bunuh diri menyasar Mapolresta Solo, pada 5 Juli 2016, pukul 07.45 WIB. Pelaku bom bunuh diri itu bernama Nur Rohman (31), warga Pasar Kliwon Solo.

Tiga tahun berselang, teror yang menyasar aparat kepolisian kembali terjadi pada Senin 3 Juni 2019, sekira pukul 22.30 WIB. Terduga pelaku yakni Rofik Asharudin (22) warga Kranggan Kulon Wirogunan Kartasura, Sukoharjo.