Menhub Sebut One Way Sudah Ideal, Bus Pemudik Bisa Jemput Malam Hari

Sabtu, 01 Juni 2019 - 06:00 WIB
Menhub Sebut One Way Sudah Ideal, Bus Pemudik Bisa Jemput Malam Hari
Menhub Budi Karya Sumadi (kanan) bersama Panglima TNI, Kapolri dan Menkes saat meninjau arus mudik di Brebes Barat, Jumat (31/5/2019). FOTO/iNews/TAUFIK BUDI
A A A
BREBES - Sistem satu arah atau one way yang diterapkan di tol Trans Jawa dianggap sebagai format ideal untuk mengatasi lonjakan arus mudik Lebaran Idul Fitri 1440 H. Penerapan one way juga juga sangat dinamis sesuai kondisi di lapangan.

"Ini kelihatanya adalah format yang ideal untuk sesi tersebut. Jadi pagi hari sampai jam 9 malam, formatnya adalah one way penuh dari KM 70 sampai KM 263 dan dari KM 29 sampai KM 70 itu satu arah," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, melakukan pemantauan arus mudik di pintu Tol Brebes Barat, Jumat (31/5/2019).

Dia menjelaskan, pembatasan waktu sistem satu arah juga untuk memberi kesempatan sopir-sopir bus untuk melintas pada malam hari. Bus-bus besar banyak melintasi jalur tol Trans Jawa menuju Jakarta untuk menjemput para pemudik yang akan pulang ke kampung halaman.

"Kami juga memberikan ruang pada malam hari, jam 9 sampai pagi. Di mana one way ini tidak berlaku semuanya, jadi ada arus balik. Ini mengakomodasi permintaan dari bus-bus untuk kembali ke Jakarta," katanya.

"Sejauh ini tidak ada masalah dan kita akan teruskan. Tetapi kita terbuka untuk mendapatkan masukan-masukan tentang koreksi apa yang sebaiknya dilakukan," katanya.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang turut dalam kunjungan itu menyampaikan, one way merupakan bagian dari rekayasa lalu lintas. Terlebih pada masa arus mudik Lebaran, terjadi lonjakan kendaraan pemudik menuju arah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Ketika lonjakan tidak terlalu besar maka kita gunakan sistem contra flow. Jadi dia melawan arus. Ada arus yang di sebelah kanan yang harusnya menuju Jakarta sebagian ditutup diberikan ruang untuk arus mudik, sehingga ruang untuk arus mudik menjadi lebih lebar," terang Tito.

"Kalau itu juga tidak cukup contra flow maka tutup semua yang menuju Jakarta di tol, kemudian digunakan one way. Semua jadi dua jalur semuanya mengarah ke Jawa. Dari Jawa bagaimana ke Jakarta menggunakan jalur pantura atau jalur alternatif lain jadi situasinya penggunaan sistem contra flow maupun one way ini sangat dinamis dan situasional," katanya.

"Kalau arusnya kelihatan hari itu atau jam itu ternyata tidak banyak lonjakannya tutup kembali one way-nya. Kembali ke sistem biasa atau cukup dengan contra flow," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0445 seconds (0.1#10.140)