Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal Jatuh Pada 5 Juni 2019
A
A
A
YOGYAKARTA - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1440 H jatuh pada 5 Juni 2019. Penetapan ini didasarkan putusan Majelis Tarjih dan Majelis Tajdid Muhammadiyah.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, penetapan 1 Syawal ini didasarkan pada hisab hakiki yang sudah dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid. Hal ini sudah menjadi rujukan, bahkan dengan hisab tersebut bisa diprediksi tanggal hijriah.
"Khususnya dalam menetapkan pada awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha hingga puluhan tahun ke depan sudah bisa dihitung dan diprediksi," katanya di kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (30/5/2019).
Dijelaskan, pada Idul Fitri tahun ini, Muhammadiyah mengajak umat Islam menjadikan 1 Syawal menjadi momentum untuk memperluas rongga hati, saling memaafkan, dan merekatkan kembali tali persaudaraan sebagai umat dan bangsa.
Tidak hanya itu Haedar juga mengajak seluruh pihak menjadikan Idul Fitri sebagai momentum umat Islam dan warga bangsa untuk menjadikan Indonesia menjadi rumah bersama. Hal ini penting untuk menjadikan Indonesia menjaga bangsa yang maju, yang merdeka bersatu berdaulat menuju Indonesia berkemajuan.
"Jika perbedaan 1 Syawal, kami Muhammadiyah dan komponen umat Islam dan bangsa Indonesia selalu memiliki rasa toleransi ketika terjadi perbedaan. Islam dan bangsa indonesia sudah dewasa dalam berbeda," katanya.
Untuk itu, jika terjadi perbedaan, pemerintah bisa memfasilitasi perbedaan agar yang sama dan berbeda bisa menyelenggarakan salat dan kegiatan Idul Fitri sebagai mana mestinya.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, penetapan 1 Syawal ini didasarkan pada hisab hakiki yang sudah dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid. Hal ini sudah menjadi rujukan, bahkan dengan hisab tersebut bisa diprediksi tanggal hijriah.
"Khususnya dalam menetapkan pada awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha hingga puluhan tahun ke depan sudah bisa dihitung dan diprediksi," katanya di kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (30/5/2019).
Dijelaskan, pada Idul Fitri tahun ini, Muhammadiyah mengajak umat Islam menjadikan 1 Syawal menjadi momentum untuk memperluas rongga hati, saling memaafkan, dan merekatkan kembali tali persaudaraan sebagai umat dan bangsa.
Tidak hanya itu Haedar juga mengajak seluruh pihak menjadikan Idul Fitri sebagai momentum umat Islam dan warga bangsa untuk menjadikan Indonesia menjadi rumah bersama. Hal ini penting untuk menjadikan Indonesia menjaga bangsa yang maju, yang merdeka bersatu berdaulat menuju Indonesia berkemajuan.
"Jika perbedaan 1 Syawal, kami Muhammadiyah dan komponen umat Islam dan bangsa Indonesia selalu memiliki rasa toleransi ketika terjadi perbedaan. Islam dan bangsa indonesia sudah dewasa dalam berbeda," katanya.
Untuk itu, jika terjadi perbedaan, pemerintah bisa memfasilitasi perbedaan agar yang sama dan berbeda bisa menyelenggarakan salat dan kegiatan Idul Fitri sebagai mana mestinya.
(amm)