Guyonan Jadi Alat Perlawanan Petani Tembakau

Rabu, 29 Mei 2019 - 17:24 WIB
Guyonan Jadi Alat Perlawanan Petani Tembakau
Diskusi bertajuk Selamatkan Petani Tembakau Selamatkan Indonesia yang digelar Ruang Akurat dan DPN APTI di Tuk Budoyo, Desa Losari, Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Selasa (28/5/2019). FOTO/IST
A A A
TEMANGGUNG - Tekanan terhadap produk tembakau harus dilawan untuk menyelamatkan komoditas utama Kabupaten Temanggung. Dari waktu ke waktu tekanan secara regulatif semakin progresif.

"Ada tiga model perlawanan yang bisa diberikan. Yakni perlawanan secara politis, perlawanan secara akademis, dan yang ketiga perlawanan yang harus kita lakukan. Yakni perlawanan dengan guyon," kata budayawan Mohamad Sobary saat berbicara dalam diskusi bertajuk Selamatkan Petani Tembakau Selamatkan Indonesia yang digelar Ruang Akurat dan Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPN APTI) di Tuk Budoyo, Desa Losari, Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Selasa (28/5/2019).

Menurut Sobary, cara perlawanan guyon yakni model perlawanan dengan joke, sindiran dan analisis yang enteng-enteng. "Jadi, nanti nyinyir dan nganyelke. Mereka yang menekan jadi marah tapi tidak bisa menuntut," ujarnya.

Dijelaskan, selain perlawanan melalui jalur ini, jalur politik sebagai bentuk perlawanan juga harus diberikan. APTI dan sejumlah politisi dari berbagai partai politik telah melakukan perlawanan secara politik.

"Pak Jokowi saya yakin mampu dan berpihak pada para petani tembakau. Kita tinggal bagaimana memberikan masukan-masukan untuk beliaunya. Kami akan berusaha memberi masukan tersebut agar kebijakan beliau semakin kuat membela kita," katanya.

Perlawanan lainnya dilakukan dari sisi seni dan budaya. Model perlawanan ini diberikan melalui hasil karya seni yang diolah sedemikian rupa untuk membawa misi-misi pertanian dan pertembakauan.

"Orang Temanggung jago bikin karya seni seperti sendratari atau jathilan. Ini bisa diolah untuk melakukan pembelaan terhadap pertanian tembakau," kata Sobary.

Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq berpendapat gelombang kampanye antitembakau yang terus digulirkan, tampaknya akan mental jika disuarakan di Temanggung. Tembakau bagi masyarakat Kabupaten Temanggung bukan hanya masalah ekonomi dan budaya semata.

"Tembakau adalah bagian dari harga diri masyarakat Temanggung itu sendiri. Jika harga tembakau miring, rasa percaya diri masyarakat akan terseok-seok. Sebaliknya jika harga naik, rasa percaya diri orang Temanggung akan dengan sendirinya naik," ujarnya.

Menurut bupati, jika melihat tembakau dari sisi sosial antara konflik kaum borjuis yang bermoral dengan kelas terbawah yakni petani tembakau sendiri, khusus di Temanggung, kemelut masalah ini masih cukup sulit terurai sampai hari ini.

"Tapi meski rumit, Pemerintah Kabupaten Temanggung akan terus meraba-raba dan mencari cara untuk menemukan solusi mengatasi masalah ini," ucapnya.

Bupati mendorong mainstreamisasi tembakau agar menjadi isu nasional. Tak hanya bergolak di Temanggung, tembakau harus bisa duduk setara dengan komoditi lain seperti bawang, kopi, cabai, dan lain-lain.

Meski, ruang promosi untuk tembakau sudah semakin sempit. Iklan tembakau sudah tidak diperbolehkan. Adegan merokok dalam sesi apapun di media televisi, online, maupun cetak, semuanya sudah harus dikaburkan.

"Ndak apa-apa. Kita promosikan tembakau Temanggung dengan cara off air terus, salah satunya seperti ini," katanya yang disambut tepuk tangan dan sorak warganya.

Ketua DPN APTI Agus Parmuji menambahkan, sebagai representasi dari petani pihaknya terus melakukan pendampingan dan perlawanan terhadap tindakan represif secara kebijakan terhadap tembakau.

"Berbagai langkah telah diupayakan untuk melindungi tembakau dan produk tembakau," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9022 seconds (0.1#10.140)