Pemkab Gunungkidul Duga Penyebaran Antraks dari Daerah Lain

Jum'at, 24 Mei 2019 - 14:13 WIB
Pemkab Gunungkidul Duga Penyebaran Antraks dari Daerah Lain
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul menduga penyebaran antraks di wilayahnya berasal dari daerah lain. FOTO/iNews.id/Kismaya Wibowo
A A A
GUNUNGKIDUL - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul menyatakan kasus hewan ternak terjangkit antraks baru pertama kali terjadi di wilayahnya. Kuat dugaan penyebaran antraks dari daerah lain yang pernah terjadi endemi penyakit tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Bambang Wisnubroto menjelaskan, beberapa wilayah di dekat Gunungkidul pernah ditemukan kasus serupa. Di antaranya adalah Sleman, Kulonprogo, Pracimantoro, Wonogiri, Boyolali, dan Sragen.

"Bakteri ini ketika keluar dari tubuh hewan ternak, baik itu melalui darah ketika disembelih, maka akan bereaksi dengan oksigen. Membentuk kapsul yang disebut spora antraks dan akan bertahan puluhan tahun di tanah. Bukan tidak mungkin, ternak dari daerah lain yang membawa spora antraks ini (ke Gunungkidul)," kata Bambang kepada wartawan, Jumat (24/5/2019).

Belum lagi dengan pasar hewan di Siyono, Logandeng, dan Playen. Seringkali hewan ternak dari luar juga masuk ke Gunungkidul. Ikon Gunungkidul sebagai sentra ternak sapi dengan kualitas bagus menjadikan banyak pedagang membawa dagangan ternak mereka ke Gunungkidul untuk masuk ke pasar Hewan.

"Faktor lainnya juga kemungkinan ada petani yang mengambil pakan ternak yang sudah dimasuki spora Antraks dari wilayah yang endemi," katanya. (Baca Juga: Pemkab Gunungkidul Isolasi Sapi Bejiharjo Atasi Penyebaran Antraks)

Dengan situasi seperti ini pihaknya sudah melakukan karantina sapi di Bejiharjo agar tidak keluar dulu. Upaya pemberian obat terus dilakukan sehingga akan dipantau perkembangan sapi sapi di sekitar wilayah terkena antraks.

"Semua kita pantau tidak keluar sampai batas waktu belum ditentukan. Ini untuk meminimalisir perdebatan Antraks ke wilayah lain," katanya.

Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi menambahkan, pihaknya sudah menggelar rapat khusus menyikapi kasus antraks ini. Karena ini kasus pertama, upaya penenganagn harus maksimal dilakukan. "Jangan sampai akan merugikan petani karena Gunungkidul memiliki nama baik penyedia sapi dengan kualitas baik di Indonesia," katanya.

Untuk itu, langkah karantina merupakan langkah tepat sehingga dipastikan semua tertangani dan bisa diobati dan dinyatakan bebas antraks baru bisa keluar wilayah. (Baca Juga: Lima Ekor Sapi di Kabupaten Gunungkidul Positif Kena Antraks)
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.1514 seconds (0.1#10.140)