China Tak Lampiaskan Dendam Huawei ke iPhone Apple, Ini Alasannya!

Jum'at, 24 Mei 2019 - 08:57 WIB
China Tak Lampiaskan Dendam Huawei ke iPhone Apple, Ini Alasannya!
Pemerintah masih enggan melampiaskan dendamnya kepada iPhone Apple untuk perlakuan buruk Pemerintah AS terhadap Huawei. Foto/IST
A A A
BEIJING - AS terus berupaya keras "mematikan" raksasa teknologi AS, Huawei. Hal ini sebagai buntut perang dagang AS-China tak memperlihatkan tanda akan berakhir, bahkan cenderung memanas.

Anehnya, China tak mau melakukan tindakan balas dendam ke Apple. Perkembangan terakhir dari perang dagang ini, pekan lalu, AS menaikkan tarif impor China senilai USD250 miliar dari 10% menjadi 25%.

China dengan cepat membalasnya melalui penambahan tarif ekspor AS sebesar USD60 miliar. Lalu AS telah mem-black list Huawei dari transaksi bisnis bersama perusahaan Amerika. Dan soal ini, Presiden Xi Jinping tak ada niatan untuk membalas sikap AS ke Huawei.

Dilansir dari laman Phone Arena, perusahaan sekuritas, Goldman Sachs, berpikir gagasan pelarangan China terhadap iPhone cukup serius untuk mengakhiri keberadaan raksasa teknologi AS di negaranya. Mereka tidak berani berpendapat China akan menuntaskan dendam Huawei dengan mengenakan biaya tambahan kepada Apple sebesar 29%.

Apple sendiri memiliki laba bersih sebesar USD59,5 miliar. Artinya larangan iPhone di China dapat menghabiskan pendapatan Apple lebih dari USD17 miliar.

Banyak yang tidak berharap China benar-benar melarang perangkat teknologi asal AS itu. Sebab langkah seperti itu dapat membahayakan ekonomi China. Terlebih, Apple membayar mahal untuk bisa mengontrak pabrikan di negara itu merakit iPhone.

Faktanya, Apple bergantung pada perusahaan seperti Foxconn dan Pegatron untuk memproduksi smartphone-nya sehingga handset tersebut dianggap sebagai ekspor dari China dan dapat dikenakan tarif AS di masa mendatang.

Jika iPhone dilarang di China, Apple akan dipaksa untuk memotong produksi perangkat yang dapat menyebabkan PHK besar-besaran terhadap pekerja lini produksi di sana. Dengan ekonomi yang sudah menderita akibat perang dagang, ini adalah sesuatu yang bakal dihindari oleh pemerintah Xi Jinping.

Selama kuartal kedua fiskal Apple, mencakup Januari-Maret, Apple melihat pendapatannya dari China turun 21,5% dari USD13,02 miliar tahun sebelumnya menjadi USD10,22 miliar. IPhone memiliki pangsa pasar 7% di China selama kalender kuartal pertama tahun ini, turun dari 9,1% yang diperolehnya untuk semua tahun 2018.

Dan bahkan jika China tidak melarang iPhone, penjualan iPhone di sana dapat mengalami penurunan. Karena gelombang nasionalisme terbaru yang melanda konsumen China. Hal ini memainkan peran bagi calon konsumen untuk memutuskan perangkat baru yang mau dibelinya.

Banyak analis melihat pangsa pasar Apple terus menurun di Cina. Zaker Li, yang bekerja untuk perusahaan analitik IHS Markit, mengatakan, mengesampingkan masalah politik, maka penawaran produk dan strategi penetapan harga Apple akan menjadi alasan utama di balik penurunan pangsa pasar.

Sementara kecintaan konsumen China terhadap Huawei hanya dapat meningkat karena larangan tersebut. Kecuali tentu saja kendala rantai pasokan perangkat keras memengaruhi peluncuran handset-nya secara lokal.

Awal pekan ini, sebuah artikel di South China Morning Post melaporkan, konsumen di negara itu "membuang" iPhone untuk diganti dengan smartphone Huawei. Media sosial di negara itu penuh dengan komentar seperti Beralih ke Huawei! Benci orang munafik itu, Era 5G telah tiba, Huawei memiliki teknologi yang jauh lebih mutakhir daripada Apple.

Meski di-ban di AS, pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei mengatakan "iPhone memiliki ekosistem yang baik dan ketika keluarga saya berada di luar negeri, saya masih membeli iPhone, jadi orang tidak bisa menganggap cinta untuk Huawei diwajibkan mencintai ponsel Huawei," kata sang eksekutif.

Namun, dalam masa politik yang penuh ketidakpastian ini, sama sekali tidak jelas apa yang akan terjadi di masa depan. Masih ada kemungkinan Huawei digunakan sebagai bahan tawar-menawar oleh Pemerintahan Trump untuk memenangkan persyaratan yang menguntungkan dalam setiap pembicaraan perdagangan di masa depan dengan China.

Di bawah skenario itu, Huawei dapat dihapus dari Daftar Entitas jika perjanjian perdagangan tercapai. Tapi itu masih tidak akan menghentikan AS dari menganggap Huawei ancaman keamanan nasional karena bisa memata-matai konsumen dan perusahaan Amerika.

Dan selama Pemerintah AS terus merugikan Huawei, CEO Apple Tim Cook harus khawatir tentang apakah China akan membalas terhadap perusahaannya.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8464 seconds (0.1#10.140)