Turki Sebut AS Tak Pernah Beri Ultimatum Soal S-400
A
A
A
ANKARA - Turki menyebut bahwa Amerika Serikat (AS) tidak menyampaikan ultimatum terkait S-400 seperti yang dilaporkan media. Sebelumnya AS dilaporkan memberikan waktu dua minggu bagi Turki untuk membatalkan pembelian sistem pertahanan buatan Rusia itu.
"Tidak ada hal seperti itu (ultimatum) dari AS di tingkat resmi," kata Wakil Menteri Luar Negeri Turki, Yavuz Selim Kiran dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (23/5).
CNBC sebelumnya melaporkan, mengutip sumber-sumber yang dekat dengan masalah ini, bahwa Washington telah memberi Ankara dua minggu untuk membatalkan kesepakatan S-400 dengan Rusia atau akan dikenai sanksi.
Selain sanksi, menurut laporan CNBC, AS juga mengancam bahwa Turki akan kehilangan kemungkinan membeli jet tempur F-35, jika tidak membatalkan kesepakatan tersebut.
Seperti diketahui, pada Desember 2017, Moskow dan Ankara menandatangani perjanjian pinjaman untuk pembelian sistem pertahanan udara S-400 ke Turki. AS telah berulang kali memperingatkan Turki agar tidak membeli S-400, dengan mengatakan bahwa itu tidak kompatibel dengan sistem NATO dan dapat mengekspos kelemahan jet F-35 untuk keuntungan Rusia.
Turki, pada gilirannya, bersikeras bahwa mereka tidak akan membatalkan rencana pembelian S-400 dari Rusia. Ankara menggarisbawahi bahwa pembelian senjata defensif adalah urusan kedaulatannya. Gelombang pertama S-400 diperkirakan akan dikirim ke Turki pada bulan Juli.
"Tidak ada hal seperti itu (ultimatum) dari AS di tingkat resmi," kata Wakil Menteri Luar Negeri Turki, Yavuz Selim Kiran dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (23/5).
CNBC sebelumnya melaporkan, mengutip sumber-sumber yang dekat dengan masalah ini, bahwa Washington telah memberi Ankara dua minggu untuk membatalkan kesepakatan S-400 dengan Rusia atau akan dikenai sanksi.
Selain sanksi, menurut laporan CNBC, AS juga mengancam bahwa Turki akan kehilangan kemungkinan membeli jet tempur F-35, jika tidak membatalkan kesepakatan tersebut.
Seperti diketahui, pada Desember 2017, Moskow dan Ankara menandatangani perjanjian pinjaman untuk pembelian sistem pertahanan udara S-400 ke Turki. AS telah berulang kali memperingatkan Turki agar tidak membeli S-400, dengan mengatakan bahwa itu tidak kompatibel dengan sistem NATO dan dapat mengekspos kelemahan jet F-35 untuk keuntungan Rusia.
Turki, pada gilirannya, bersikeras bahwa mereka tidak akan membatalkan rencana pembelian S-400 dari Rusia. Ankara menggarisbawahi bahwa pembelian senjata defensif adalah urusan kedaulatannya. Gelombang pertama S-400 diperkirakan akan dikirim ke Turki pada bulan Juli.
(nun)