Indonesia Ingin Beli 32 Jet Tempur F-16 Viper AS dan C-130J

Kamis, 23 Mei 2019 - 18:10 WIB
Indonesia Ingin Beli 32 Jet Tempur F-16 Viper AS dan C-130J
Pesawat jet tempur F-16 Viper Lockheed Martin Amerika Serikat. Foto/Lockheed Martin
A A A
JAKARTA - Indonesia ternyata tengah melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) untuk membeli 32 jet tempur F-16 Viper terbaru buatan Lockheed Martin. Selain F-16 Viper, Indonesia juga disebut ingin membeli enam pesawat kargo C-130J.

Laporan itu pertama kali dipublikasikan Asia Times pada 20 Mei 2019. Laporan mengutip sumber-sumber di Washington yang mengatakan pihak Jakarta berusaha melindungi akses Generalized Scheme of Preferences (GSP)-nya, serta untuk menangkal kemungkinan sanksi AS karena membeli perangkat keras militer Rusia. Di era Presiden Joko Widodo, Indonesia memang telah sepakat membeli 11 unit jet tempur Su-35 Moskow.

Menurut laporan itu, Indonesia tidak menonjol dalam "radar" Presiden AS Donald Trump. Tetapi ketidakseimbangan perdagangan bilateral USD12,6 miliar dan tren proteksionisme yang meningkat di Washington dapat mengubah itu, meskipun Indonesia baru melaporkan defisit perdagangan bulanan terbesar sejak 2013.

Perdagangan dua arah AS-Indonesia pada tahun lalu mencapai USD28,2 miliar, meningkat 7 persen dari tahun sebelumnya, dengan ekspor Indonesia melebihi impor AS sebesar USD20,8 miliar menjadi USD8,2 miliar. Arus perdagangan itu hanya sedikit menutup celah defisit AS dibandingkan dengan 2017 lalu.

Pada 2017, Wakil Presiden AS Mike Pence berkunjung ke Jakarta dan menjelaskan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa ia harus melakukan lebih banyak lagi upaya untuk memastikan eksportir AS dapat sepenuhnya berpartisipasi dalam pasar Indonesia.

Meskipun tidak ada batas waktu, Indonesia menerima alarm lain tentang apa yang dipertaruhkan dengan kunjungan minggu lalu oleh Bart Thanhauser, direktur Kantor Perwakilan Dagang AS untuk Asia Tenggara dan Pasifik. Kunjungannya adalah bagian dari tinjauan kelayakan GSP selama setahun. Indonesia sendiri berada dalam daftar 16 mitra dagang yang mana AS memiliki defisit perdagangan yang besar.

"Saya tidak berpikir Indonesia lebih (menonjol) di radar daripada orang lain," kata seorang eksekutif yang mengetahui pembicaraan Indonesia dan AS. "Saya kira Trump sebenarnya tidak tahu di mana Indonesia berada. Tetapi Departemen Luar Negeri jelas lebih menekankan pada perdagangan dan investasi sektor swasta dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan."

Sebagian besar perhatian difokuskan pada hortikultura, impor daging sapi dan kuota pertanian secara umum, bersama dengan undang-undang paten dan undang-undang 2012 yang mengatur bahwa semua data elektronik yang dihasilkan oleh bank asing, perusahaan asuransi, e-commerce, dan kartu kredit harus ditempatkan di Indonesia .

"Ada perbedaan besar dalam bagaimana peraturan ditulis dan diterapkan," kata salah satu panduan komersial pemerintah AS. "Kepentingan domestik sering mengambil keuntungan dari tidak transparannya sistem hukum dan peradilan untuk melemahkan peraturan sehingga merugikan mitra asing."

Sikap AS belum jelas terkait keputusan Indonesia membeli 11 unit pesawat jet tempur multi-peran Su-35 Flanker-E yang canggih dari Rusia. Seperti diketahui, Washington telah memberlakukan Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), undang-undang sanksi yang ditujukan terhadap negara-negara pembeli senjata Rusia. China telah terkena sanksi dari UU tersebut karena membeli jet tempur Su-35 dan sistem pertahanan rudal S-400 Moskow.

Angkatan Udara Indonesia menyatakan tidak akan memiliki pilihan selain mengakhiri kesepakatan jika sanksi Washington ditegakkan. "Kami perlu mengoperasikan kombinasi jet tempur buatan Timur dan Barat. Politik tidak pasti, dan kami perlu keseimbangan karena jika kami memiliki masalah dengan Barat, kami dapat menggunakan pesawat terbang yang dibuat Timur," kata seorang juru bicara Angkatan Udara Indonesia yang dikutip Asia Times.

Militer Indonesia hanya belanja peralatan tempur Rusia pada awal 2000-an karena embargo senjata AS terkait krisis Timor Timur yang kini menjadi negara bernama Timor Leste.

Saat ini Indonesia memiliki enam skuadron tempur yang tersebar di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi, dengan inventaris yang mencakup 25 unit F-16C/Ds, 16 unit Su-27/30s dan 24 unit British Aerospace Hawk 200s.

Sumber-sumber pemerintah Indonesia mengatakan pesawat C-130 menjadi prioritas yang lebih tinggi daripada jet tempur F-16 Viper yang mahal.

Pemerintah Indonesia belum mengumumkan secara terbuka minatnya untuk membeli F-16 Viper, yang pertama kali diperlihatkan di Singapore Air Show pada tahun 2012 dan baru mulai beroperasi dengan Angkatan Udara Taiwan tahun ini.

Jet tempur F-16 Viper dikembangkan untuk bekerja sama dengan pesawat tempur F-35 dan F-22 generasi kelima Lockheed Martin. Varian F-16 terbaru dapat digunakan untuk melawan pertahanan udara musuh dan juga dalam serangan udara ke udara, udara ke darat dan untuk misi maritim.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6591 seconds (0.1#10.140)