Farhan Meninggal Dunia dengan Luka Tembak di Dada Tembus Paru

Rabu, 22 Mei 2019 - 14:57 WIB
Farhan Meninggal Dunia dengan Luka Tembak di Dada Tembus Paru
Polisi berusaha pukul mundur massa di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Foto/Eko Purwanto/SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Korban kerusuhan massa Farhan Syafero (31) meninggal dengan luka tembak di bagian dada tembus ke paru-paru. Direktur Rumah Sakit (RS) Budi Kemuliaan, dr Fahrul W Arbi mengatakan, korban tewas setelah sempat mendapatkan pertolongan medis. Farhan saat kericuhan tengah menjaga rumah Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta Pusat.

"Korban waktu datang belum meninggal, jadi sempat diresusitasi kemudian tidak tertolong dan kita menghubungi keluarga dan kita kirim ke (RS) Cipto sekarang," ujarnya kepada wartawan, Rabu (22/5/2019).(Baca Juga: Polri: Massa Sengaja Diatur untuk Membuat Kerusuhan
Fahrul menambahkan, dugaan awal penyebab kematian Farhan yakni tertembak pada bagian dada hingga tembus ke belakang."Meninggalnya karena ada luka tembak tembus ke belakang dari dada, mungkin mengenai paru-paru ada pneumothorax. Pneumothorax itu selaput paru robek sehingga udara terkumpul di sana dan kena pembuluh besar. Tapi di Cipto mungkin perlu tindakan autopsi dan sebagainya," tegas Fahrul.

Saat ini pihak RS Budi Kemuliaan telah menghubungi pihak keluarga yang beralamat di Kampung Rawakalong RT3/7 Grogol Limo, Depok, Jawa Barat.

Korban Tewas Tidak Ikut Aksi Massa

Salah satu sahabat dekat korban, M Syarif Al Idrus mengatakan, rekannya itu menjadi korban kerusuhan saat menjaga rumah Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta Pusat. Saat itu terjadi gesekan antara massa dengan petugas.

"Kami tidak ikut aksi di Bawaslu. Tetapi kami sedang berjaga di markas besar FPI di Petamburan. Kami menjaga rumah Habib Rizieq," katanya di Depok, Rabu (22/5/2019).

Bentrokan terjadi Rabu (22/5/2019) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari tadi. Saat itu massa dipukul mundur aparat. "Aparat masuk ke markas (FPI) dan terjadi baku hantam," tukasnya.

Perihal penyebab gesekan itu, Syarif mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Saat itu dia hanya mendengar suara tembakan. "Banyak suara tembakan bahkan ada selongsong peluru berjatuhan. Ada sekitar 15 (selongsong)," paparnya.

Syarif menceritakan, dia berangkat sekitar pukul 12.00 WIB malam dari Bekasi Timur bersama rombongan sebanyak 20 orang. Mereka menuju markas FPI unfuk menjaga rumah Habib Rizieq. Sekitar pukul 02.00 WIB, kata Syarif terjadi gesekan antara massa dengan aparat. "Suara tembakan saja banyak terdengar," tukasnya.

Saat kejadian, dirinya berpisah dengan Farhan. Dia baru tahu Farhan menjadi korban setelah dia menghubungi ponselnya namun bukan Farhan yang menjawab. "Saat saya telpon yang angkat dari pihak rumah sakit. Insya Allah beliau syahid," pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2425 seconds (0.1#10.140)