Turki Diultimatum Dua Minggu untuk Batalkan Pembelian S-400

Rabu, 22 Mei 2019 - 10:09 WIB
Turki Diultimatum Dua Minggu untuk Batalkan Pembelian S-400
AS beri waktu kepada Turki hingga minggu awal Juni untuk mengakhiri kesepakatan pembelian S-400 Rusia. Foto/Istimewa
A A A
WASHINGTON - Turki diultimatum oleh Amerika Serikat (AS) sampai akhir minggu pertama bulan Juni untuk menarik diri dari perjanjiannya dengan Rusia untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 atau akan menghadapi konsekueksi parah termasuk sanksi.

Pada akhir minggu pertama Juni, Turki harus membatalkan kesepakatan bernilai miliaran dolar dengan Rusia dan membeli sistem pertahanan rudal Patriot buatan Raytheon AS. Jika tidak, Turki akan dicoret dari program F-35 Lockheed Martin, kehilangan 100 F-35 yang dijanjikan, sanksi dari AS dan potensi pukulan balik dari NATO.

Beberapa sumber mengatkan saat ini tawaran Departemen Luar Negeri AS adalah yang terkahir.

Turki, anggota NATO, dijadwalkan menerima S-400 buatan Rusia sistem rudal permukaan-ke-udara mobile, bulan depan. S-400 dikatakan berisiko terhadap aliansi NATO dan juga F-35, platform senjata paling mahal di Amerika.

“Negara-negara NATO perlu mendapatkan peralatan militer yang dapat dioperasikan dengan sistem NATO. Sistem Rusia tidak akan memenuhi standar itu,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS yang meminta identitasnya dirahasiakan mengingat sensitivitas masalah ini.

"Kami menggarisbawahi bahwa Turki akan menghadapi konsekuensi yang sangat nyata dan negatif jika menyelesaikan pengiriman S-400," tambah pejabat itu seperti dikutip dari CNBC, Rabu (22/5/2019).

Pada 2017, Ankara memperantarai kesepakatan yang dilaporkan bernilai USD2,5 miliar dengan Kremlin untuk S-400 meskipun ada peringatan dari AS bahwa membeli sistem tersebut akan membawa konsekuensi politik dan ekonomi.

Dalam berbagai upaya untuk mencegah Turki membeli S-400, Departemen Luar Negeri AS pada 2013 dan 2017 menawarkan sistem rudal Patriot buatan Raytheon. Ankara menolak untuk membeli Patriot dua kali karena Washington enggan memberikan transfer teknologi sensitif sistem rudal tersebut.

Sementara itu, Turki telah menjadi mitra keuangan dan manufaktur untuk jet F-35 Lockheed Martin, pesawat tempur paling canggih di dunia.

Lockheed Martin dan Raytheon sedang bersiap untuk melakukan penyesuaian besar-besaran terhadap jadwal produksi mereka yang rumit di tengah negosiasi yang kontroversial dengan Turki.

Jika Turki menyetujui kesepakatan Rusia, Lockheed Martin harus mengerjakan ulang rantai pasokannya pada komponen-komponen untuk jet tempur F-35, sementara juga membuat perubahan pada jadwal produksinya.

Namun jika Turki meninggalkan kesepakatan dengan Rusia, Raytheon akan mengatur kembali jadwal produksi sistem pertahanan rudal Patriot untuk menjamin bahwa Turki dapat menerima sistem rudal dalam kerangka waktu yang lebih cepat.

Menurut sumber yang mengetahui langsung, tahun lalu Turki sedang dalam proses membangun situs untuk sistem S-400.

Penilaian intelijen termasuk citra satelit dari fasilitas peluncuran beton serta bunker, menurut orang tersebut, yang berbicara dengan syarat anonimitas. Konstruksi baru sesuai dengan pola untuk sistem S-400 Rusia, orang tersebut mengindikasikan.

Jika Turki menerima S-400 dari Kremlin musim panas ini, sistem ini diharapkan siap digunakan pada 2020.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1744 seconds (0.1#10.140)