2020, Nilai Tukar Rupiah Diusulkan Rp15.000 Per USD

Senin, 20 Mei 2019 - 16:35 WIB
2020, Nilai Tukar Rupiah Diusulkan Rp15.000 Per USD
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto/SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menetapkan beberapa asumsi makro pada 2020. Utamanya terkait, nilai tukar rupiah, harga minyak mentah, dan target pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengusulkan nilai tukar rupiah sebesar Rp14.000-Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (USD) pada 2020. Lalu, harga minyak mentah Indonesia diperkirakan berada di level USD60-70 per barel. Sedangkan pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 5,6%.

"Pertumbuhan ekonomi kisaran 5,3%-5,6%, nilai tukar rupiah Rp14.000 hingga Rp15.000 per USD, lifting gas sebesar 1.191-1.300 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD)," kata Sri Mulyani di sela rapat paripurna DPR terkait ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (PPKF) RAPBN 2020, Senin (20/5/2019).

Untuk mencapai ini, Sri Mulyani akan menempuh tiga strategi makro fiskal di tahun 2020. Strategi pertama yakni mobilisasi pendapatan untuk pelebaran ruang fiskal.

Kemudian strategi kedua adalah kebijakan spending better untuk efisiensi belanja dan meningkatkan belanja modal pembentuk aset.

"APBN akan dijaga pada tingkat yang tepat. Pemerintah menempuh 3 strategi makro fiskal, mobilisasi pelebaran ruang fiskal, kebijakan belanja pembentuk aset, dan mitigasi risiko," katanya.

Hadapi Rintangan Berat
Sementara rapat paripurna penyampaian kerangka ekonomi makro dan PPKF RAPBN 2020 yang dimulai pukul 11.00 WIB dibuka dan dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Utut Adianto. Dalam sambutannya, Menkeu Sri Mulyani Indrawati memamparkan kondisi ekomomi Indonesia saat ini.

"Kita mengalami tantangan yang besar. Pasalnya, faktor global yang terjadi seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China membuat ekonomi Indonesia mengalami tekanan," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/5/2019).

Dia pun menyebutkan dinamika tantangan global dan domestik menjadi salah satu rintangan. Perang ekonomi menjadi salah satu penyebab yang dapat mempengaruhi negara berkembang

"Memang tekanan Indonesia masih akan terasa, tapi Indonesia masih dapat menunjukkan dirinya kuat karena kita akan terus memperkuat fundamental ekonomi," katanya.

Dia mengungkapkan akan berupaya memperkokoh fondasi tersebut meskipun akan menghadapi tantangan yang berat.

"Kapasitas perekonomian Indonesia untuk tumbuh tinggi mengalami kendala keterbatasan output potensialnya. Potensi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebar di Indonesia harus ditingkatkan," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.1571 seconds (0.1#10.140)