Belum Genap Sepekan di 2019, Tiga Warga Gunungkidul Tewas Gantung Diri

Minggu, 06 Januari 2019 - 23:00 WIB
Belum Genap Sepekan di 2019, Tiga Warga Gunungkidul Tewas Gantung Diri
Belum juga genap sepekan di awal 2019, tiga kasus bunuh diri sudah terjadi di Kabupaten Gunungkidul. FOTO/ILUSTRASI/SINDOnews
A A A
GUNUNGKIDUL - Belum juga genap sepekan di awal 2019, tiga kasus bunuh diri sudah terjadi di Kabupaten Gunungkidul.

Kasus gantung diri pertama tahun ini dilakukan Mulyo Pawiro alias Sati (90). Warga Padukuhan Sawah, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang itu ditemukan tewas tergantung di rumahnya, Selasa (1/1/2019) petang. Kemudian Sudarsi (45), warga Sambirejo, Ngawen yang mengakhiri hidup di tiang gantungan rumahnya pada Jumat (4/1/2019). Kasus terakhir terjadi Minggu (6/1/2019) hari ini. Samikem, warga Dusun Pucung, Desa Candirejo, Kecamatan Semin juga memilih cara yang sama.

Kapolsek Semin AKP Haryanta mengungkapkan, Samikem diketahui bunuh diri pertama kali oleh anaknya Parno (60). Saat itu Parno pulang dari ladang dan bermaksud meminta Samikem untuk mandi. Samikem kondisinya sudah pikun dan sering lupa tidak mandi.

"Namun dia kaget karena di rumah tidak ditemukan. Setelah dicari sudah tergantung di rumah bagian belakang," kata Kapolsek kepada wartawan, Minggu (6/1/2019).

Dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. "Mbah Samikem murni bunuh diri. Kemungkinan besar karena sakit menahun," katanya.

Kapolres Gunungkidul AKBP Ahmad Fuady mengatakan, kasus bunuh diri di Gunungkidul memang harus menjadi perhatian serius. Beberapa penyebab di antaranya depresi karena penyakit serta persoalan ekonomi.

"Ini baru masuk awal tahun sudah tiga kali, tahun lalu yang baru berakhir ada 30 kasus," katanya.

Kapolsek berharap semua pihak ikut aktif menyadarkan masyarakat untuk tidak bunuh diri. "karena ini persoalan besar, tokoh masyarakat, tokoh agama dan semua lapisan masyarakat harus ikut penyadaran untuk mengurangi bunuh diri," katanya.

Sigit Purnomo, aktivis Imaji, LSM yang aktif dan konsentrasi tentang kesehatan jiwa dan gantung diri mengatakan, diperlukan kesadaran lingkungan untuk mengurangi kasus bunih diri. Yang paling bisa dilakukan adalah mengamati, ikut merasakan dan melaporkan kepada puskesmas.

"Apa yang dilaporkan, ya jika ada warga yang terlihat mulai aneh dan menyendiri. Ini sudah tanda-tanda. Jangan dibiarkan. Ajak berbicara, jika sulit laporkan ke puskesmas biar ada penanganan karena itu butuh konsultasi kejiwaan," katanya.

Menurutnya, para pelaku bunuh diri biasanya dimulai dengan depresi. Tanda-tanda depresi juga harus dikenali dan dilakukan tindakan pencegahan bersama. "Lingkungan sangat penting untuk antisipasi depresi sebagai salah satu penyebab bunuh diri ini," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 6.7521 seconds (0.1#10.140)