Mahasiswa UGM Bikin Aplikasi Permudah Penanganan Korban Bencana

Rabu, 15 Mei 2019 - 15:10 WIB
Mahasiswa UGM Bikin Aplikasi Permudah Penanganan Korban Bencana
Mahasiswa UGM menunjukkan aplikasi Jejak Medis di kampus UGM, Rabu (15/5/2019). FOTO/SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
YOGYAKARTA - Lima mahasiswa UGM berhasil membuat aplikasi penyimpan riwayat medis kesehatan pasien korban bencana dalam bentuk digital. Aplikasi bernama Jejak Medis ini membantu petugas medis mengetahui riwayat medis pasien dan meminimalisir kesalahan dalam mengambil tindakan medis bagi korban bencana.

Aplikasi ini mendapatkan penghargaan Gold Medal dan Taiwan Special Award dalam World Young Inventors Exhibition di acara International Invention, Innovation & Technology Exhibition (ITEX) 2019 di Malaysia, 2-4 Mei 2019 lalu. Mereka yang terlibat dalam pembuatan aplikasi ini adalah Eka Hafsari (Manajemen-Sekolah Vokasi 2017), Nadya Anggraini (Rekam Medis-Sekolah Vokasi 2017), Fairuz Khairunnisa (FKKMK 2017), Aziz Qomarul Firdaus (Teknologi Rekayasa Internet-Sekolah Vokasi 2017), dan Haris Hendrik (Fakultas Kehutanan 2018).

Nadya Angraini menjelaskan, ide membuat aplikasi Jejak Medis muncul karena dalam penangganan medis terhadap korban bencana, terutama yang dilakukan relawan, kebanyakan tidak memakai rekam medis. Padahal rekam medis ini penting untuk menentukan jenis tindakan yang dilakukan. Tanpa rekam medis, dikhawatirkan dapat menyebabkan mal praktik bahkan kematian.

"Karena itu April 2019 lalu kami membuat terobosan menciptakan aplikasi rekam medis guna mengatasi permasalahan tersebut. Baik bagi korban gempa maupun masyarakat umum," kata Nadya soal aplikasi tersebut di kampus UGM, Rabu (15/5/2019).

Fairuz Khairunnisa menambahkan, aplikasi Jejak Medis memiliki beberapa fitur, antara lain form rekam medis online dan offline, disaster management, konsultasi petugas, dan pasien. Fitur rekam medis online dapat digunakan saat terdapat koneksi internet. Sedangkan offline ketika tidak ada layanan internet.

"Untuk fitur disaster management berisi informasi umum saat bencana, baik daerah terkena bencana terdekat dan pascabencana yaitu crowdfunding," paparnya.

Selanjutnya dalam fitur konsultasi terdapat berbagai permintaan konsultasi dari pasien, sehingga petugas kesehatan dapat menerima konsultasi sesuai bidangnya. Lewat fitur ini pasien dapat melakukan konsultasi dengan memilih fokus pelayanan dokter dan berbagai keluhan nantinya langsung masuk ke permintaan konsultasi pada fitur dokter.

Sedangkan fitur aplikasi pasien memiliki tiga fitur utama yaitu riwayat medis, manajemen bencana, dan konsultasi. Fitur riwayat medis berfungsi untuk melihat resume kesehatan pasien yang berisi berbagai macam info hingga pantangan sebagai pasien, manajemen bencana berisi pra-bencana yaitu informasi umum bencana yang terintegrasi dengan BMKG sama seperti petugas kesehatan.

"Lalu saat bencana terdapat fitur yang menunjukkan lokasi dengan tempat perlindungan terdekat dan pasca bencana berisikan fitur gotong-royong, crowdfunding, dan video motivasi kebencanaan," katanya.

Eka Hafsari mengungkapkan, aplikasi ini rencananya diluncurkan Juni nanti. Namun sebelum di-launching masih akan melakukan berbagai pengembangan aplikasi.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8000 seconds (0.1#10.140)