Mahasiswa UMY Kembangkan Modul Pembelajar TPA dengan Wayang

Jum'at, 10 Mei 2019 - 17:20 WIB
Mahasiswa UMY Kembangkan Modul Pembelajar TPA dengan Wayang
Mahasiswa UMY mengenalkan metode TPA Rihlah Budaya dengan wayang di TPA masjid At-Taqwa Temuwuh Lor, Balecatur, Gamping, Sleman. Foto/IST/DOK.Humas UMY
A A A
SLEMAN - Lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil mengembangkan pembelajaran di Taman Pendidikan Alquran (TPA) dengan wayang Punakawan, yang diberinama Rihlah Budaya. Selain untuk meningkatkan minat anak untuk belajar Alquran, metode ini sekaligus menamakan karakter dan mengenalkan budaya lokal.

Kelima mahasiswa itu, yakni R Muhammad Ridhwan Satria, Ajihuddin Alantaqi, Tedy Eka Bimasakti, M Willian Susilo, dan Rizki Chandra. Mereka adalah mahasiswa program studi (prodi) Hubungan Internasional (HI) UMY angkatan 2017.

Muhammad Ridhwan Satria mengatakan pengembangan metode pembelajaran ini awalnya karena melihat proses pembelajaran TPA di Temuwuh Lor, Balecatur, Gamping, Sleman tidak berjalan optimal. Penyebabnya kurangnya antusias belajar anak dan minimnya kreativitas pengelola TPA.

"Untuk itu kami mencoba untuk mengatasi masalah tersebut dengan melakukan Rihlah Budaya. Ini adalah program untuk meningkatkan antusiasme anak-anak TPA dengan cara memperkenalkan budaya Yogyakarta, khususnya wayang kepada anak-anak," kata Ridhwan, Jumat (10/5/2019).

Metode ini dilakukan karena menemukan fenomena anak-anak mulai kehilangan pengetahuan dan penghayatan akan nilai-nilai kearifan lokal dari budaya Jawa. Dengan metode ini, TPA tidak hanya tempat untuk pembelajaran agama, tapi juga untuk mengenalkan budaya dan
nilai-nilai kearifan lokal melalui media wayang Punakawan.

"Jadi TPA Punakawan hadir guna mengoptimalkan peran TPA untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak-anak," katanya.

"Untuk menjaga keberlanjutan program, kami juga akan melakukan Training Of Trainer (TOT) bagi remaja masjid dalam pengajaran TPA," ujarnya.

Ridhwan menambahkan, program ini sudah mereka terapkan di TPA Masjid AT Taqwa Temuwuh Lor, Balecatur, Gamping, Sleman sejak Maret 2019. Pengajaran TPA dilaksanakan 3 kali dalam seminggu dengan menerapkan modul yang telah disusun. Praktik pengajaran dilakukan
melalui mengaji, menghafal, menulis huruf hijaiyah, dan menggambar.

"Ciri khas dari metode pengajaran ini adalah pemanfaatan Punakawan untuk menanamkan nilai-nilai kearifan lokal yang selaras dengan nilai-nilai Islam," kata Ridhwan.

Rizki Candra menambahkan, selain pengajaran TPA, beberapa kegiatan lain yang dilakukan adalah pembentukan pojok budaya yang dilengkapi sarana permainan tradisional dan buku-buku Islami sebagai fasilitas pendukung TPA tersebut.

"Kami berharap kegiatan ini mampu memberikan suasana baru dalam metode pembelajaran TPA di Yogyakarta yang kaya akan budaya," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1449 seconds (0.1#10.140)