Risiko dan Tantangan Bagi Penderita Diabetes Saat Puasa

Jum'at, 10 Mei 2019 - 15:33 WIB
Risiko dan Tantangan Bagi Penderita Diabetes Saat Puasa
Berpuasa di bulan suci Ramadhan menjadi tantangan tersendiri, khusunya penderita diabetes. Banyak hal yang harus diperhatikan. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Ada yang wajib dimengerti dan diwaspadai bagi mereka penderita penyakit diabetes tipe 2 di saat puasa. Berpuasa menjadi kegiatan yang menantang bagi mereka lantaran harus mengubah pola makan dengan tetap mengontrol kadar gula darah, serta menggunakan insulin secara tepat.

Saat berpuasa, banyak tantangan dan resiko yang dihadapi penderita diabetes tipe 2, seperti memburuknya kendali gula darah, hipoglikemia, dan risiko dehidrasi. Di saat menahan lapar dan haus, penderita diabetes tipe 2 memiliki resiko terjadinya hipoglikemia.

Sementara, ketika berbuka puasa mereka terpapar resiko meningkatnya kadar gula darah dan puasa Ramadhan dapat berpengaruh terhadap penurunan berat badan dan perubahan komposisi tubuh, seperti bertambahnya jaringan Iemak bertambah dan berkurangnya jumlah massa otot yang mempengaruhi penurunan jumlah dan sensitivitas insulin.

“Pada dasarnya, penderita diabetes tipe 2 boleh saja berpuasa. Namun, mereka juga harus paham mengenai tantangan dan resiko yang dihadapi selama menjalankannya. Pasien diabetes tipe 2 diminta untuk tidak terlalu mengubah drastis pola makan, disarankan untuk mendapatkan asupan karbohidrat kompleks saat sahur dan karbohidrat sederhana saat berbuka," kata ahli penyakit dalam, Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD, KEMD, FINA saat acara diskusi media Bagaimana Pasien Diabetes Di Perkotaan Dapat Berpuasa bersama Novo Nordisk di Cikini, Jakarta, Kamis (9/5/2019).

"Selain itu, mereka juga wajib menghindari makanan siap saji, gorengan, serta makanan dan minuman bergula serta selalu patuh pada kalori yang boleh dikonsumsi. Pasien juga dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter agar mengetahui solusi terbaik baik dari segi pola makan dan pengobatan selama berpuasa," lanjutnya.

Edukasi mengenai tata cara berpuasa untuk pasien diabetes tipe 2 sangat penting, khususnya untuk mereka yang hidup di perkotaan, terutama dengan adanya penelitian Riskesdas 2018 yang menunjukkan bahwa DKI Jakarta kini menempati peringkat pertama sebagai kota dengan prevalensi diabetes melitus tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan pemeriksaan gula darah, penderita diabetes melitus di Indonesia naik menjadi 8.5% dari 6,9% di 2013. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan prevalensi diabetes tertinggi di Indonesia dan persentasenya meningkat dari 2,5% dl tahun 2013 menjadi 3,4% di 2018.

“Meskipun angka penderita diabetes terus meningkat, masih banyak penderita diabetes yang tidak terdiagnosa karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang diabetes dan penanganannya," tutur dr. Dwi Oktavia T.L. Handayanl, M. Epid selaku Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7332 seconds (0.1#10.140)