Pengelolaan Air Harus Dilakukan dengan Modern dan Terbuka

Kamis, 09 Mei 2019 - 10:30 WIB
Pengelolaan Air Harus Dilakukan dengan Modern dan Terbuka
Pengelolaan air harus dilakukan dengan modern dan terbuka. Ilustrasi
A A A
SEMARANG - Peran swasta dan perguruan tinggi di Jawa Tengah terus dioptimalkan guna mendukung modernisasi pengelolaan sumber daya air. Terlebih, nomenklatur dinas terkaitnya saat ini menjadi Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Tata Ruang (PU SDA dan Taru).

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pengelolaan air saat ini harus dilakukan dengan modern dan terbuka. Artinya, pelibatan masyarakat dan komunitas harus semakin ditingkatkan. Namun saat ini, komunitas yang turut aktif mengelola sungai hanya ada di Jateng wilayah Selatan, sementara di wilayah Utara belum sama kondisinya.

“Maka saya tawarkan, bagaimana kalau kita ajak satu perguruan tinggi satu ruas sungai, satu perusahaan satu ruas sungai. Maka dia bertanggung jawab atas pengelolaannya, kebersihan dan sebagainya,” kata Ganjar saat memberi pengarahan pada pegawai Dinas PU SDA dan Taru, Semarang, Rabu (8/5/2019).

Menurutnya, Dinas PU SDA dan Taru makin strategis karena tata ruangnya bergabung dengan SDA. Dengan basis tata ruang, akan mengelola seluruh yang ada di Jawa Tengah, bagaimana air, daratan, dan peruntukannya untuk apa saja.

Dengan tugas pokok tersebut, lanjut gubernur, ada fungsi-fungsi yang mesti dikelola, salah satunya adalah air. Air baku untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk pertanian, serta suplai air dari potensi yang kita miliki dari waduk, embung dan sebagainya.

“Permasalahan sudah kita ketahui sekarang. Kita, embung masih kurang dan problem teknisnya biasanya soal lahan. Kapasitas anggaran juga terbatas. Jika kita ingin memenuhi itu, maka seluruh pemangku kepentingan kita ajak,” ungkapnya.

Dia mencontohkan, saat ini sebagian besar lahan yang potensial untuk pembangunan embung merupakan milik Perhutani. Sehingga, Perhutani mesti diajak rembugan agar bisa berbagi. Tanahnya urusan Perhutani, sementara untuk pembangunan embung untuk kebutuhan air dilakukan Pemprov Jateng.

“Waduk besar sudah dibangun presiden, kita yang level provinsi bangun di bawahnya. Tapi kok masih kurang, Pemkab kita ajak, masyarakat desa kita ajak, swasta juga kita ajak. Tapi itu saja tidak cukup. Kualitas air dan tata kelola juga harus kita penuhi,” bebernya.

Jika hal tersebut bisa dilakukan, Ganjar yakin pengelolaan sumber daya air di Jateng akan semakin optimal. Misalnya, dengan pola tersebut penanganan banjir dilakukan dengan pendekatan tata ruang.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5901 seconds (0.1#10.140)