Pemda DIY Masih Kesulitan Bebaskan Diri dari Perilaku BABS

GUNUNGKIDUL - Ketersediaan sarana air diharapkan bisa mengurangi perilaku buang air besar sembarangan (BABS). Ini lantaran selama 12 tahun terakhir, DIY belum terbebas dari BBAS tersebut.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, dengan ketersediaan air seperti yang dilakukan pemerintah Desa Bleberan, Playen ini berarti ketersediaan air sampai ke rumah rumah penduduk. Dengan demikian hal ini harus diimbangi dengan perilaku hidup sehat.

"Karena persoalan kita selama 12 tahun ini adalah BABS," terangnya saat kunjungan kerja melihat penyediaan air baku di Desa Bleberan, Playen, Gunungkidul, Rabu(8/5/2019).

Dijelaskannya, dengan ketersediaan air ini diharapkan bisa dirasakan kepada semua warga masyarakat. Bahkan semestinya juga bisa merata ke warga di desa lain.

"Silahkan segera bergabung dengan asosiasi. Nanti kita bisa memberikan bantuan alat transportasi. Syaratnya pengurus juga harus siap dengan pelayanan yang baik. Organisasi yang dibangun seperti BUMDes juga harus berkembang dengan baik," terangnya.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Gunungkidul, Badingah berharap dengan adanya bantuan pengangkatan air di sumber Jambe di Desa Bleberan dari Semaul, Korea itu bisa bermanfaat bagi warga desa. Dengan dikelola oleh unit di BUMDes, diharapkan pemberian air baku tidak semata mata mencari keuntungan.

"Kita berharap juga konsep pelayanan. Mudah-mudahan persoalan air bisa teratasi sehingga masyarakat bisa menikmati air bersih di rumah masing-masing," katanya.

Begitu juga dengan budaya atau perilaku hidup sehat dengan stop BABS. Badingah berharap pemerintah desa gencar melakukan sosialisasi sehingga tidak ada lagi warga yang masih melakukan kegiatan BABS.