UNS Ajak Warga Atasi Masalah Enceng Gondok Rawa Pening

Senin, 06 Mei 2019 - 17:37 WIB
UNS Ajak Warga Atasi Masalah Enceng Gondok Rawa Pening
Sejumlah anggota kelompok tani Dadi Langgeng saat mengikuti sosialisasi pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan enceng gondok yang digelar Universitas Sebelas Maret di Balai Desa Kadirejo, Pabelan, Kabupaten Semarang. Foto/IST
A A A
SEMARANG - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bersama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengajak masyarakarakat Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang memanfaatkan enceng gondok yang tumbuh subur di Rawa Pening untuk pakan ternak dan kompos. Ini bisa membantu peternak dalam memenuhi pakan hewan ternak, terutama saat musim kemarau.

Ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat UNS melalui kompos dan pakan ternak berbahan baku enceng gondok. Selain mengajarkan cara pembuatan kompos dan pakan ternak, UNS juga akan melakukan pedampingan, analisis hasil kompos dan gizi pakan ternak yang dihasilkan. Serta melakukan analisis usaha kompos dan pakan ternak.

Ketua kegiatan Mercy Bientri Yunindanova mengatakan, kegiatan ini diinisiasi dari keprihatinan terhadap permasalahan enceng gondok di Rawa Pening. Diketahui bahwa gulma ini memiliki kemampuan tumbuh sangat cepat dengan kecepatan 3% per hari.

Tingkat pertumbuhan gulma enceng gondok melebihi kapasitas manusia dalam membasmi maupun memanfaatkanya. Sehingga memunculkan permasalahan biomassa yang sulit dikendalikan meskipun upaya pengangkatan dan pemanfaatan untuk kerajinan telah dilakukan masyarakat.

"Enceng gondok selama ini telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kerajinan. Namun, usaha industri pemanfaatan enceng gondok di kawasan Rawa Pening masih terbatas," kata dosen Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNS ini, Senin (6/5/2019).

Menurut dia, berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, enceng gondok berpotensi sebagai kompos dan pakan ternak dalam bentuk silase (hasil fermentasi).

"Ini yang akan kita praktikan bersama Forum Tani Muda Jawa Tengah, Karang Taruna Kabupaten Semarang dan warga Desa Kadirejo. Kami berharap kaum muda turut berkontribusi terhadap pertanian dan isu lingkungan," ujarnya.

Sementara itu, Supriyono dari program studi Agroteknologi UNS mengatakan, kegiatan ini meliputi sosialisasi program, pemberian informasi dasar pada petani dan peternak tentang kompos dan silase serta potensi enceng gondok, praktik pembuatan kompos dan pakan ternak, pendampingan, analisis hasil kompos dan gizi pakan ternak yang dihasilkan, dan analisis usaha kompos dan pakan ternak.

"Harapan dari kegiatan ini adalah adanya diseminasi ilmu, peningkatan ketrampilan petani dan peternak, pemanfaatan bahan baku lokal bagi pupuk dan pakan untuk sustainabilitas petani dan peternak, dan berkontribusi pada penanganan isu lingkungan dalam upaya bertahap untuk membuat rawa pening kembali menjadi perairan yang bersih dan nyaman," tandasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8871 seconds (0.1#10.140)