Volume Kubah Lava Merapi Capai 415.000 Meter Kubik, Sleman Waspada

Sabtu, 05 Januari 2019 - 13:04 WIB
Volume Kubah Lava Merapi Capai 415.000 Meter Kubik, Sleman Waspada
Merapi terekam mengeluarkan lava pijar pada Jumat (4/1/2019) malam pada pukul 21.15 WIB. FOTO/IST/BPPTKG DIY
A A A
SLEMAN - Gunung Merapi kembali mengeluarkan guguran lava, Jumat (4/1/2019) pada pukul 21.01 WIB. Data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebut guguran lava pijar itu dengan amplitudo 70 mm, berdurasi selama 150 detik, jarak luncurnya 1,2 km ke arah hulu Sungai Gendol.

Aktivitas Merapi ini juga diikuti pertumbuhan kubah lava. Untuk periode 27 Desember 2018-3 Januari 2018 volume kubah lava mencapai 415.000 meter kubik (m3) dengan pertumbuhan 3.800 m3 per hari. Ini meningkat dibandingkan pertumbuhan pekan sebelumnya, yaitu 389.000 m3 dengan laju pertumbuhan 2.300 m3 atau meningkat rata-rata 1.500 m3 per hari.

Secara umum pertumbuhan itu masuk kategori rendah. Sebab masih di bawah 20.000 m3 per hari. Status Gunung Merapi masih pada level II atau Waspada.

Atas kondisi ini BPPTKG tidak merekomendasikan kegiatan pendakian di gunung api itu kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. Radius 3 km dari puncak Merapi juga dikosongkan dari aktiitas penduduk. Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan dan tetap mengikuti informasi resmi.

"Kami terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas Merapi. Di antaranya dengan melakukan ronda malam di pos pantau Lereng Merapi," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan, Sabtu (5/1/2018).

Menurut Makwan, pemerintah dan masyarakat sudah siap menghadapi situasi ketika terjadi kedaruratan letusan Merapi. Selain mempersiapakan infrastruktur, BPBD juga melakukan pembekalan mitigasi bencana, sehingga masyarakat mengetahui apa yang harus diperbuat dalam menghadapi erupsi tersebut.

"Yang jelas dalam kondisi ini masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan tidak panik," katanya.

Warga Banjarsari, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman Hariawan (25), yang tinggal di wilayah berjarak 7 km dari puncak Gunung Merapi mengatakan, masyarakat di
lereng Merapi sudah terbiasa dengan peristiwa tersebut, sehingga tidak mempengaruhi aktivitas warga. Meski begitu, dia tetap selalu waspada dan mengikuti perkembangan Merapi.

"Untuk Merapi ini kami sudah dibekali dengan mitigasi bencana," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7903 seconds (0.1#10.140)