Kemenhub Wacanakan Ganjil Genap di Jalan Tol Saat Arus Mudik Lebaran

Minggu, 05 Mei 2019 - 00:28 WIB
Kemenhub Wacanakan Ganjil Genap di Jalan Tol Saat Arus Mudik Lebaran
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat memberikan keterangan pers saat mengunjungi Stasiun Balapan Solo, Sabtu (4/5/2019). Foto/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo
A A A
SOLO - Pemerintah melontarkan rencana memberlakukan sistem ganjil genap di jalan tol saat arus mudik Lebaran. Rencana itu masih digodok dan kepastiannya akan diumumkan pada akhir minggu depan.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, secara umum mudik tahun ini diproyeksikan akan lebih baik dibanding tahun lalu. Namun demikian, dengan adanya jalan tol Jakarta-Surabaya, ekspektasi masyarakat menggunakan jalan tol saat mudik dipastikan meningkat.

“Ini pasti bisa menjadi boomerang di satu titik,” kata Budi Karya Sumadi di sela-sela meninjau kesiapan angkutan Lebaran di Stasiun Balapan, dan Terminal Tirtonadi, Solo, Sabtu (4/5/2019).

Dalam rapat terbatas, lanjutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberdayakan jalur lama, serta memberdayaan rest area sebagai kegiatan ekonomi masyarakat, yaki usaha kecil menengah (UKM).

“Selintas dalam diskusi ada ide-ide yang bisa memberikan diskusi,” ungkapnya.

Salah satunya adalah penetapan ganjil-genap di jalan tol saat arus mudik berlangsung. Dicontohkannya, saat hari Senin, yang bisa masuk ke tol adalah ganjil, dan genap melewati jalur biasa. Sedangkan hari selasa, genap melewati tol dan ganjil melewati jalur biasa.

Dengan kebijakan itu, diyakini volume kendaraan dapat diatur. “Tapi tidak buru-buru (rencana ganjil-genap), akan didiskusikan dengan polisi, dan riset kecil,” ungkapnya.

Jika disetujui, maka akhir minggu depan rencananya itu akan diumumkan. Menhub juga menyinggung kabar terkait dampak tol yang mengakibatkan turis di kota kota tertentu berkurang dan jajanan tidak banyak. Dirinya justru mendapat informasi dari Walikota Cirebon menyatakan pendapatannya meningkat karena wilayahnya menjadi destinasi.

“Kalau dulu kita hanya berkata, saya dari Jakarta ke Semarang. Sekarang bisa terbagi, ada yang mau ke Cirebon, Brebes, Pekalongan dan sebagainya,” bebernya.

Dengan jalan tol, kini dari Solo ke Pekalongan hanya dua jam. Demikian pula dari Solo ke Surabaya hanya dua jam juga. Sehingga menjadi sesuatu yang lazim, seseorang dari Solo makan siang di Pekalongan, atau makan siang di Madiun dan balik lagi ke Solo.

Sehingga Presiden meminta kepada Kemenhub untuk memberdayakan rest area agar mereka tidak menjadi marginal dan tetap mendapatkan penghasilan yang baik.

Disinggung mengenai tarif Lebaran, Budi Karya Sumadi mengaku sangat dilematis. Sebab secara aturan Kemenhub telah menetapkan tarif batas atas dan bawah. “Sebagai regulator, itulah yang bisa kami lakukan,” ucapnya.

Pihaknya tengah mengevaluasi apakah apakah tarif batas atas bisa diturunkan. Namun pihaknya juga harus adil bahwa bahwa tarif itu sudah dua tahun tidak naik.

Sehingga, Kemenhub berjanji tidak menetapkannya sepihak, dan akan mendengar banyak pihak agar tidak menjadi bumerang. Karenanya, diskusi akan terus dilakukan. Namun dirinya tetap concern bahwa masyarakat membutuhkan tarif terjangkau. Untuk itu, pihaknya meminta kepada maskapai penerbangan untuk memberikan tarif terjangkau saat lebaran.

Terpisah, Kepala KAI Daops VI Yogyakarta Eko Purwanto mengatakan, terdapat delapan KA tambahan di wilayah daops VI yang akan dioperasikan saat arus mudik Lebaran.

Yakni KA Lodaya pagi dan malam dari Stasiun Balapan Solo, Argo Lawu dan Argo Dwipangga. Sedangkan dari Yogyakarta adalah Sancaka, dan Mataram. “Tiket online untuk hari hari Lebaran sudah mencapai 40% yang terjual. Namun jumlahnya terus bergerak naik. Kapasitas angkutan lebaran 669.416 tempat duduk atau naik 4% dari tahun lalu.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7572 seconds (0.1#10.140)