Upacara Penobatan Raja Thailand Ditandai Ritual Hindu dan Buddha

Sabtu, 04 Mei 2019 - 16:20 WIB
Upacara Penobatan Raja Thailand Ditandai Ritual Hindu dan Buddha
Upacara penobatan Raja Thailand Maharaja Vajiralongkorn, bergelar Rama X, telah dimulai pada Sabtu (4/5/2019). Foto/IST
A A A
BANGKOK - Maharaja Vajiralongkorn, bergelar Rama X dari Thailand resmi dinobatkan, Sabtu (4/5/2019). Upacara penobatan setelah dua tahun naik tahta dimulai dengan pertunjukkan arak-arakan dan ditandai dengan ritual Hindu dan Buddha.

Upacara dimulai pada pukul 10:09 waktu setempat di mana publik secara langka diberikan jendela ke ruang tertutup kekuasaan Thailand sebagai ritual kunci penobatan selama tiga hari dimulai.

Raja Vajiralongkorn dikenal sebagai Rama X dari dinasti Chakri, yang telah memerintah sejak 1782.

Upacara dimulai dengan raja berjubah putih dengan lipatan jubahnya meninggalkan satu bahu telanjang membahasi dirinya dengan air suci dari seluruh Thailand, menyeka dengan lembut di wajahnya di sebuah kuil di dalam kompleks Grand Palace.

Ditandai dengan sebuah ritual keagamaan dengan membunyikan alat tiup dan para biksu Buddha berdoa. Brahmana Hindu juga hadir pada upacara sinkretik, yang melambangkan transformasi Rama X dari manusia menjadi sosok ilahi.

Ia kemudian akan duduk di bawah payung negara sembilan tingkat di mana dia akan menyerahkan Mahkota Kemenangan, sebuah topi baja emas seberat 7,3 kilogram bertingkat di atasnya bertahtakan berlian dari India.

Bagi kebanyakan orang Thailand, ini akan menjadi yang pertama kalinya mereka menyaksikan penobatan raja di mana yang terakhir dilakukan pada tahun 1950 untuk mendiang raja Bhumibol Adulyadej.

"Saya senang dan gembira memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari ini. Saya di sini hari ini untuk menangkap emosi orang-orang," kata Jakarin Kerdchok (16) seorang siswa sukarelawan mengambil foto pejabat yang menunggu di distrik istana sebelum acara dimulai pada Sabtu pagi seperti dilansir dari AFP.

Turis-turis yang penasaran berada di antara ratusan petugas berseragam putih yang berjejer di jalan-jalan, dengan sesekali relawan pendukung sipil berbaju kuning menunggu dengan sabar di tempat teduh.

Raja Bhumibol Adulyadej dipandang sebagai sosok pemersatu di kerajaan yang kacau secara politik hingga kematiannya pada Oktober 2016. Sementara putranya, Vajiralongkorn (66) kurang dikenal publik Thailand.

Pribadi yang keras dan menikah empat kali, ia telah mewarisi salah satu monarki terkaya di dunia dan sebuah kerajaan yang tenggelam oleh krisis politik.

Thailand telah dijalankan oleh junta kerajaan sejak 2014.

Rama X secara luas dilihat sebagai sosok cerdas dalam politik Thailand yang berbahaya. Ia beberapa kali melakukan intervensi, termasuk pada pemilu 24 Maret lalu - selama pemerintahannya yang singkat.

Jumat larut malam, ia tiba di sebuah aula di Grand Palace dengan Rolls-Royce krim kesukaannya bersama dengan istri barunya - sekarang Ratu Suthida - mantan pramugari yang menjadi pengawal kerajaan.

Pernikahan mereka secara tak terduga diumumkan pada hari Rabu lalu.

Di dalam, ia dengan hangat menyambut anggota keluarga, termasuk putranya yang berusia 14 tahun dari pernikahan ketiganya - Pangeran Dipangkorn - dan kakak perempuannya, Ubolratana.

Putri Ubolratana sempat mengejutkan Thailand pada bulan Februari lalu ketika namanya diajukan sebagai calon perdana menteri oleh partai anti-junta - sebuah langkah yang dengan cepat ditembak jatuh oleh saudara lelakinya dalam perintah kerajaan yang langka.

Hukum lese-majeste yang keras berarti sebuah diskusi tidak tentang monarki di Thailand hampir tidak mungkin.

Media sosial Thailand yang biasanya hiperaktif terlihat lemah pada hari-hari menjelang penobatan.

Tapi antusiasme meledak di jalan-jalan di sekitar Grand Palace di mana ratusan orang tidur pada malam hari Jumat untuk mendapatkan tempat utama untuk acara kerajaan pada akhir pekan.

"Saya senang memiliki seorang raja sebagai pilar negara," kata Chomphu Phueakbamrung (51) yang telah menunggu berjam-jam pada hari Jumat untuk melihat konvoi raja.

Dilahirkan pada tanggal 28 Juli 1952, Vajiralongkorn yang bersekolah di Inggris dikenal karena kecintaannya terhadap bersepeda dan menerbangkan jet. Namun ia menghabiskan banyak waktunya di luar negeri, terutama di Jerman, dan tetap menjadi misteri bagi banyak orang Thailand.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5918 seconds (0.1#10.140)