Tekan Kemiskinan, Sleman Bentuk Kelompok Lintas Generasi

Jum'at, 03 Mei 2019 - 18:46 WIB
Tekan Kemiskinan, Sleman Bentuk Kelompok Lintas Generasi
Pemkab Sleman menggelar workshop Orientasi Program Pendampingan Kelompok Lintas Generasi (KLG) untuk Kesejahteraan Lansia di aula Dinas Sosial Sleman, Jumat (3/5/2019). FOTO/SINDOnews/PRIYO SETYAWAN
A A A
SLEMAN - Angka kemiskinan di Kabupaten Sleman secara persentase dalam dua tahun terakhir menunjukkan penurunan. Data 2017, persentasi angkanya sebesar 9,48%, turun di 2018 menjadi 8,77%. Pada tahun ini Sleman angka kemiskinan tahun turun menjadi 8%.

Berbagai langkah dilakukan guna mewujudkan target tersebut. Di antaranya dengan membentuk kelompok lintas generasi (KLG), terutama untuk mendampingi dan memberdayakan para lanjut usia (lansia) di Sleman.

Tercatat sudah ada 10 desa di dua kecamatan, yakni Kecamatan Sleman dan Seyegan telah membentuk KLG. Masing-masing Desa Triharjo, Tridadi, Trimulyo, Caturharjo, dan Pandowoharjo (Kecamatan Sleman). Lalu Desa Margoagung, Margodadi, Margokaton, Margoluwih, dan Margomulyo (Kecamatan Seyegan).

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan, pemberdayaan lansia melalui pembentukan KLG bukan tanpa alasan. Sebab lansia yang tidak diberdayakan dan diberi perhatian khusus akan berpotensi menyumbang angka kemiskinan. Karena itu perlu adanya pemberdayaan lansia, sehingga mereka bisa mandiri tidak tergantung dengan orang lain.

"Lansia minimal bisa mencukupi dirinya sendiri, bahkan bisa memberi, dan yang terpenting tidak meminta-minta," kata Muslimatun saat membuka workshop Orientasi Program Pendampingan Kelompok Lintas Generasi (KLG) untuk Kesejahteraan Lansia di aula Dinas Sosial (Dinsos) Sleman, Jumat (3/5/2019).

Untuk itu, Muslimatun berharap nantinya para peserta workshop, bukan hanya mengetahui dan memahami apa saja hal-hal untuk memberdayakan lansia, tapi juga mampu mengimplementasikan dan menyebarluaskan pengetahuannya kepada masyarakat.

"Apalagi untuk mewujudkan hal tersebut (menekan angka kemiskinan) bukan pekerjaan yang mudah. Namun perlu kerja sama dari berbagai pihak, bukan hanya pemerintah," katanya.

Ketua Yakkum Emergency Unit (YEU), Sari Mutiati Nur yang menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut mengatakan, penangganan kemiskinan tidak bisa sendirian, harus dilakukan
bersama-sama dengan semua komponen. Karena itu, menurutnya, Kegiatan ini merupakan kesempatan yang baik untuk membangun sinergitas antara pemerintah dan stakeholder dalam upaya penurunan angka kemiskinan di Sleman.

"Selain itu juga harus membagi kontribusi dan peran masing-masing pihak," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0789 seconds (0.1#10.140)