Pemerintah Kucurkan Dana untuk Rekonstruksi Busana Adat Keraton Solo
A
A
A
SOLO - Yayasan Pawiyatan Kebudayaan Keraton Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo mendapat kucuran bantuan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud). Pemerintah juga memberikan workshop fasilitasi komunitas budaya di masyarakat.
Penandatanganan surat perjanjian kerja sama (MoU) bagi penerima bantuan pemerintah dilakukan GKR Koes Moertiyah Wandansari (Gusti Moeng), Ketua Yayasan Pawiyatan Kebudayaan Keraton Surakarta Hadiningrat di Jakarta, Selasa (2/5/2019) malam.
"Yayasan Pawiyatan Kabudayan Keraton Surakarta Hadiningrat mendapatkan hibah dengan nominal Rp100 juta sebagai sarana untuk merekonstruksi busana adat keraton yang telah lama tidak dikenal oleh masyarakat umum," kata Ketua Lembaga Hukum Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta, KP Eddy Wirabhumi, Kamis (2/5/2019).
Di antaranya kampuhan ageng yang terdiri atas Kampuh Gerbong Kandhem (agem dalem ingkang sinuhun), Ngumbar Kunco (ageman pepatih dalem), Sampir Kunco (ageman Pangeran putra dalem), Kepuh Sampir (ageman sentana dalem), dan Kepuh Ukel (ageman abdi dalem).
Meski secara nominal bantuan masih jauh dari kebutuhan, tapi pihaknya tetap memberi apresiasi karena pemerintah pusat memberikan sentuhan langsung kepada komunitas budaya.
Sementara, Yayasan Pawiyatan Kebudayaan Keraton Surakarta Hadiningrat telah lama ada dan menjadi pusat pelestarian kesenian. Seperti menggodok penari penari kecil, pedalangan, hingga pambiworo. Pada zaman milenial, Keraton Kasunanan Surakarta diharapkan memberikan energi dan membumi di masyarakat.
"Harapan kami apa yang dilakukan pemerintah dapat bersinergi dengan apa yang kami lakukan," paparnya.
Terlebih kebudayaan menjadi strategi menarik di tengah konstalasi politik global seperti sekarang. Pendekatan kebudayaan dinilai lebih memperkuat posisi pemerintah karena memiliki nilai tawar.
Penandatanganan surat perjanjian kerja sama (MoU) bagi penerima bantuan pemerintah dilakukan GKR Koes Moertiyah Wandansari (Gusti Moeng), Ketua Yayasan Pawiyatan Kebudayaan Keraton Surakarta Hadiningrat di Jakarta, Selasa (2/5/2019) malam.
"Yayasan Pawiyatan Kabudayan Keraton Surakarta Hadiningrat mendapatkan hibah dengan nominal Rp100 juta sebagai sarana untuk merekonstruksi busana adat keraton yang telah lama tidak dikenal oleh masyarakat umum," kata Ketua Lembaga Hukum Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta, KP Eddy Wirabhumi, Kamis (2/5/2019).
Di antaranya kampuhan ageng yang terdiri atas Kampuh Gerbong Kandhem (agem dalem ingkang sinuhun), Ngumbar Kunco (ageman pepatih dalem), Sampir Kunco (ageman Pangeran putra dalem), Kepuh Sampir (ageman sentana dalem), dan Kepuh Ukel (ageman abdi dalem).
Meski secara nominal bantuan masih jauh dari kebutuhan, tapi pihaknya tetap memberi apresiasi karena pemerintah pusat memberikan sentuhan langsung kepada komunitas budaya.
Sementara, Yayasan Pawiyatan Kebudayaan Keraton Surakarta Hadiningrat telah lama ada dan menjadi pusat pelestarian kesenian. Seperti menggodok penari penari kecil, pedalangan, hingga pambiworo. Pada zaman milenial, Keraton Kasunanan Surakarta diharapkan memberikan energi dan membumi di masyarakat.
"Harapan kami apa yang dilakukan pemerintah dapat bersinergi dengan apa yang kami lakukan," paparnya.
Terlebih kebudayaan menjadi strategi menarik di tengah konstalasi politik global seperti sekarang. Pendekatan kebudayaan dinilai lebih memperkuat posisi pemerintah karena memiliki nilai tawar.
(amm)