5.000 Siswa Solo Menari Tarian Jaranan di Stadion Sriwedari

Senin, 29 April 2019 - 19:44 WIB
5.000 Siswa Solo Menari Tarian Jaranan di Stadion Sriwedari
Ribuan Siswa di Kota Solo saat menari Tari Jaranan di Stadion Sriwedari Solo, Senin (29/4) sore. FOTO/SINDOnew/Ary Wahyu Wibowo
A A A
SOLO - Perayaan Hari Tari Dunia di Kota Solo semakin meriah, Senin (29/4/2019). Selain acara World Dance Day 24 Jam Menari ke-13 di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, sebanyak 5.000 siswa sukses menggelar tarian Jaranan di Stadion Sriwedari.

Para siswa dari berbagai sekolah di Solo, membentuk tiga formasi khusus. Yakni kepulauan Indonesia, tulisan Solo Kota Budaya dan Hari Tari Dunia 2019. Sementara, tarian yang dibawakan adalah tari kuda-kuda, tari jaranan dan lagu dolanan jaranan. “Jaranan adalah satu tarian yang memiliki karakter yang luar biasa. Jaran dalam bahasa Indonesia adalah Kuda memiliki kekuatan yang luar biasa,” kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy) di sela sela acara, Senin (29/4) sore.
 5.000 Siswa Solo Menari Tarian Jaranan di Stadion Sriwedari


Kuda juga merupakan hewan yang lurus dan tidak pernah berlari ke sana kemari tanpa arah tujuan. Harapannya anak anak diajari agar memiliki karakter yang lurus. Sehingga ketika suatu saat menjadi pemimpin, maka menjadi pemimpin yang jujur dan lurus. “Kami juga ingin mengajak anak anak untuk mencintai seni tradisional bangsanya,” ucap Rudy. Terlebih tarian yang dibawakan merupakan karya seniman asal Kota Solo.

Dengan membentuk formasi khusus, lanjutnya, maka anak anak yang terlibat menari merasa memiliki prestasi yang membanggakan. Sebab setiap datang hari tari sedunia pada 29 April, Kota Solo akan selalu menggelar acara Solo menari. Kepala Dinas Kebudayaan Solo Kinkin Sultanul Hakim mengatakan, tari jaranan dalam pentas Solo Menari 5.000 Penari Jaranan Tahun 2019 merupakan bentuk tarian gaya Jawa Surakarta.

Tari Jaranan semula merupakan tari tunggal namun dalam perkembangannya dapat dibawakan berkelompok. Tujuan digelarnya Solo Menari 5.000 Penari Jaranan adalah untuk melestarikan salah satu tarian gaya Surakarta. Selain itu juga membangun pengetahuan mengenai tari jaranan kepada generasi muda. Diantaranya dengan melibatkan anak SD dan SMP menari tari jaranan.

Selain itu juga untuk mengeksplorasi tari jaranan dan propertinya guna menggerakkan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. Sebelum tampil dalam acara puncak, para peserta melakukan latihan bersama. Mereka sudah berlatih di masing-masing rayon di tingkat Kecamatan sebulan terakhir. Pihaknya ingin mengeksploitasi bakat seni generasi muda guna menyiapkan regenerasi penari di Kota Bengawan.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.3312 seconds (0.1#10.140)