Cak Nun: Tak Akan Ada Konflik Usai Pemilu
suharjono,
BANTUL - Usai penyelenggaraan Pemilu beberapa pihak masih saling serang dan juga klaim kebenaran sehingga dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas nasional. Namun demikian Budayawan Emha Ainun Nadjib menyatakan bahwa masyarakat tidak akan mudah terprovokasi konflik sehingga akan aman aman saja.
"Saya sudah keliling di 15 kota, semua baik baik saja, tidak ada konflik di masyarakat itu karena ya sudah biasa dan sudah cerdas masyarakat kita," ungkap Cak Nun sapaan akrabnya di rumahnya Kadipiro, Kasihan, Bantul, Kamis (25/4/2019).
Dijelaskannya saat ini, rakyat bawah biasa-biasa saja. Rakyat bawah tidak akan bentrok seperti yang dikhawatirkan selama ini. "Kalau pun nanti ada bentrok atau benturan horizontal itu terjadinya di kelas menengah atas dan di media sosial saja ," ungkapnya
Pendapat tokoh yang dekat dengan presiden Soeharto di saat lengsernya tersebut bukannya tanpa alasan. Saat ini, kata dia, rakyat bawah sudah terbiasa disuguhi dengan ketidakbenaran, sudah kebal dan tangguh dengan berbagai manipulasi dan harapan yang tidak tersampaiakan.
"Jangankan manipulasi atau klaim yang tidak berhubungan dengan mereka, yang berhubungan dengan mereka saja tidak masalah kok," ucap Suami Novia Kolopaking ini.
Ketika disinggung penyelenggaraan pemilu Cak Nun pun mengaku sudah ada mekanisme aturan hukum yang dibuat negara. Dengan demikian curang dan tidaknya harus menggunakan koridor hukum dan tidak hanya klaim saja." Jadi bukan ranah saya menilai karena ada aturan hukum. semua pejabat kan bekerja berdasarkan aturan," lanjut dia.
Alumnus SMA Muhi Yogyakarta inipun mengatakan saat ini yang menjadi persoalan adalah perilaku elit yang tidak bisa mengamalkan pancasila. Berbeda dengan masyarakat bawah yang justru sudah melaksanakan Pancasila." Masyarakat bawah kita sudah Pancasilais," beber tokoh yang memiliki jamaah pengajian Maiyah ini.
Dilanjutkannya justru yang terjadi saat ini, yang menyulut konflik adalah elit, klas menengah ke atas dan media sosial (medsos). Medsos kata Cak Nun, ibarat lempar batu dari jauh, namun tidak berani berhadap-hadapan. "Makanya di medsos itu semuanya abal-abal dalam berpendapat, tidak dipertanggungjawabkan," tukas kiai nyentrik ini.
Namun demikian dia mengingatkan, sehebat-hebatnya pendapat, hanya pendapat, bukan kebenaran final. "Pendapat tidak bisa dibatalkan dengan pendapat lain. Yang tidak boleh dilakukan adalah memaksakan pendapat," pungkasnya.
(nun)
- KPU Solo Kosongkan Kotak Suara Pemilu 2019
- Santunan untuk 11 Anggota Panwaslu di Jateng yang Meninggal Cair
- Bukber Rekonsiliasi, Jokowi-Prabowo Suap-suapan Klenyem di Solo
- Suara Empat Calon DPD RI asal Jateng Masuk 10 Besar Terbanyak Nasional
- Soetrisno Bachir Minta Relawan Jokowi Jadi Motor Perdamaian
- Hasil Pilpres Diumumkan, Tak Ada Pengerahan Massa Jateng ke Jakarta
- Karangan Bunga Ucapan Selamat Mulai Datang ke Kediaman Jokowi di Solo
- Ada Kecurangan Lagi, Bawaslu Diminta Investigasi PSU di Malaysia
- TKN Sinyalir 22 Mei Bakal Dijadikan Momentum Kelompok Radikal
- Danrem 072 Pamungkas Ajak Masyarakat Jaga Yogyakarta Tetap Aman
- Pelatih Karate Indonesia: Target Rifki Meleset
- Akhir Tahun, Mandiri Kartu Kredit Tawarkan Paket Khusus Aneka Destinasi Wisata
- Kota di India Sediakan Mantel untuk Sapi Saat Musim Dingin
- Menteri KKP Beri Solusi Soal Bantuan Modal Bagi Pembudidaya Ikan
- Turki Kembali Tegaskan Tidak Akan Lepas S-400 Rusia
- Saatnya Timnas Indonesia U-23 Berpesta di SEA Games
- Sambut Pengoperasian Bandara Banjarmasin, AP I Beri Santunan Rp310 Juta
- Jelang Aksi Demo, Polisi Hong Kong Sita Sepucuk Pistol
- Polisi Kejar Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa UMP
- Rodgers Effect dan Sensasi Vardy Bikin Leicester Garang