AS Dituding Rencanakan Serangan dengan Senjata Luar Angkasa

Kamis, 25 April 2019 - 06:49 WIB
AS Dituding Rencanakan Serangan dengan Senjata Luar Angkasa
Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian
A A A
MOSKOW - Rusia menuding Amerika Serikat (AS) dmerencanakan serangan pendahuluan terhadap persenjataan nuklirnya dan milik China. Hal itu dikatakan militer Rusia mengutip kebangkitan program Star Wars tahun 1980-an dan pertahanan rudal AS yang terus berkembang di Eropa sebagai bukti.

"Analisis kemungkinan tindakan Washington menunjukkan bahwa Amerika sedang berusaha mencapai keunggulan strategis melalui apa yang disebut doktrin on-start intersepsi," kata Wakil Kepala Komando Staf Operatif Letnan Jenderal Viktor Poznikhir seperti dikutip dari RT, Kamis (25/4/2019).

Di bawah rencana seperti itu, AS akan berusaha untuk menghancurkan mayoritas rudal musuh mereka yang luar biasa, sementara amunisi masih berada di gudang mereka.

“Niat Washington untuk menciptakan lapisan berbasis ruang angkasa dari serangan sistem anti-rudal untuk mengenai rudal balistik pada tahap penerbangan awal sangat memprihatinkan. Pada dasarnya, ini adalah kebangkitan konsep Star Wars pada 1980-an,” ucapnya.

Poznikhir mengatakan militerisasi ruang angkasa mendorong kekhawatiran bahwa Washington mungkin berusaha untuk mencoba dan mengusahakan serangan pendahuluan terhadap musuh-musuhnya - seperti Rusia dan China. Pada dasarnya, hal itu menimbulkan kekhawatiran yang sama dengan pertahanan rudal AS yang luas di Eropa. Moskow telah lama mencurigai bahwa dapat dengan mudah melakukan rekayasa untuk meluncurkan persenjataan ofensif alih-alih rudal pencegat.

“Sama seperti dengan peluncur MK 41 (di fasilitas pertahanan rudal AS di Eropa), prospek menggunakan senjata berbasis luar angkasa untuk melakukan serangan pendahuluan terhadap Rusia dan China. Dan mengingat jangkauan global senjata berbasis ruang angkasa, serangan semacam itu dapat dilakukan pada fasilitas negara bagian mana pun,” Poznikhir memperingatkan.

Program Star Wars, secara resmi dikenal sebagai Strategic Defense Initiative (SDI), disusun di bawah pemerintahan Presiden Ronald Reagan. Program ini bertujuan untuk menciptakan persenjataan orbital, yang akan menghancurkan semua rudal Soviet yang masuk saat mereka melakukan perjalanan di luar angkasa, menjadikannya senjata efektif yang usang. Dengan runtuhnya Uni Soviet dan berakhirnya Perang Dingin, program tersebut juga memudar.

Gagasan untuk mempersenjatai ruang ankasa kembali diucapkan oleh Presiden AS Donald Trump, yang menciptakan Angkatan Luar Angkasa sendiri Juni lalu. Rencana tersebut tampaknya serius, karena AS Missile Defence Review (MDR) baru-baru ini telah mempresentasikan konsep pencegat berbasis ruang angkasa yang mampu menghancurkan rudal dalam fase boost, serta meluncurkan rencana untuk menggunakan rudal pencegat berbasis darat tambahan di Alaska.

Trump sendiri dengan cukup sombong mengumumkan publikasi MDR, menyatakan bahwa ruang angkasa adalah domain perang baru dengan dipimpin oleh Pasukan Luar Angkasa.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6758 seconds (0.1#10.140)