Sambut Bulan Puasa, Warga Kaliwungu Kendal Gelar Grebeg Sumpil

Jum'at, 19 April 2019 - 22:00 WIB
Sambut Bulan Puasa, Warga Kaliwungu Kendal Gelar Grebeg Sumpil
Ratusan warga Kampung Jagalan, Desa Kutoharjo Grebeg Sumpil, Jumat (19/4/2019). FOTO/iNews/EDDIE PRAYITNO
A A A
KENDAL - Ada tradisi unik menyambut datangnya bulan puasa di Kaliwungu, Kendal, Jumat (19/4/2019). Ratusan warga Kampung Jagalan, Desa Kutoharjo berebut gunungan yang berisi sumpil dan hasil bumi.

Gunungan sebelumnya diarak dari makam Wali Hasan Abdullah atau Eyang Pakuwaja menuju Bukti Jabal di Kaliwungu untuk diperebutkan warga. Tak kurang dari 2.000 sumpil ludes dalam waktu kurang dari lima menit diperebutkan warga yang berharap berkah dan keselamatan saat memasuki bulan puasa.

Sumpil, makanan khas Kaliwungu yang terbuat dari beras dan dibungkus dengan daun bambu ini, disiapkan warga Kampung Jagalan. Gunungan yang juga berisi aneka makanan ringan dan hasil bumi ini lalu dibacakan doa bersama di makam Wali Hasan Abdullah.

Usai doa bersama, warga kemudian mengarak gunungan yang berisi 2.000 sumpil keliling kampung diiringi dengan drum blek. Sesampainya di Bukit Jabal, gunungan kemudian menjadi rebutan warga yang sudah berkumpul.

Tidak hanya sumpil, kembang manggar yang berisi uang juga menjadi rebutan. Warga yang berebut gunungan sumpil mengaku jarang menemukan makanan khas ini Kaliwungu ini. "Saya berharap mendapat keberkahan sesuai dengan simbol dan makna yang terkandung dalam makanan khas Kaliwungu ini," kata salah satu warga, Siska.

Zaenal Arifin, pengurus makam Eyang Pakuwaja mengatakan, gunungan sumpil sengaja diperebutkan warga sebagai bentuk keberkahan dan saling berbagi sesama manusia. "Sumpil sendiri mengandung makna menyerahkan diri kepada sang pencipta dengan ikhlas," katanya.

Sementara Camat Kaliwungu, Irkham Chalid mengatakan, sumpil yang dibungkus dari daun bambu mempunyai makna agar manusia bisa berguna seperti bambu yang setiap bagiannya bermanfaat. Selain itu, sumpil yang berbentuk segitiga mengandung makna manusia harus menjalin hubungan dengan sang pencipta dengan sesama manusia dan benda lain ciptaan tuhan.

"Selain menggelar kirab gunungan sumpil, juga digelar pengajian dalam rangka haul dan ruwahan masal di makam Wali Hasan Abdullah atau Eyang Pakuwaja," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.0036 seconds (0.1#10.140)