Arab Saudi Kirim Bantuan Korban Banjir di Iran Meski Bermusuhan

Jum'at, 19 April 2019 - 18:00 WIB
Arab Saudi Kirim Bantuan Korban Banjir di Iran Meski Bermusuhan
Banjir besar yang melanda wilayah Iran. Foto/Mehdi Pedramkhoo/Tasnim News Agency
A A A
RIYADH - Pemerintah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) mengirim 95 ton bantuan makanan dan bahan untuk tempat penampungan kepada Iran yang sedang dilanda banjir. Bantuan disalurkan meski Teheran dan Riyadh sedang bermusuhan.

Bantuan dikirim oleh Otoritas Bulan Sabit Merah Arab Saudi. Mengutip Saudi Press Agency (SPA), bantuan dikirim setelah mendapat otorisasi dari Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Kantor berita UEA, WAM, yang dikutip Jumat (19/4/2019), Bulan Sabit Emirat juga terlibat dalam operasi bantuan.

Pemerintah Iran belum mengomentari paket bantuan kedua negara itu.

Curah hujan yang tinggi telah memicu banjir besar di wilayah Iran sejak 19 Maret lalu. Sejauh ini korban meninggal sudah mencapai 76 orang.

Selain puluhan orang meninggal, banjir juga menyebabkan kerusakan yang kerugiannya ditaksir mencapai USD2,5 miliar.

Teheran sebelumnya mengeluh bahwa sanksi Amerika Serikat telah menghalangi upaya bantuan terhadap korban banjir. Sanksi diberlakukan kembali oleh AS sejak tahun lalu setelah Presiden Donald Trump menarik Amerika keluar dari perjanjian nuklir antara Iran dan enam negara kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China) pada 2015.

Presiden Iran Hassan Rouhani pada hari Rabu mengecam sanksi AS yang membuat pemerintahnya tidak memungkinkan menerima sumbangan keuangan dari luar negeri untuk korban banjir.

"Kepala rezim Amerika telah mengungkapkan sifat jahat dan tidak manusiawi mereka yang sebenarnya," kata Rouhani pada pertemuan kabinet yang disiarkan langsung di stasiun televisi pemerintah.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menuduh AS melakukan "terorisme ekonomi" dengan menjatuhkan sanksi pada Teheran.

Selain Saudi dan UEA, Iran telah menerima bantuan dari beberapa negara-negara seperti Pakistan, Kuwait, Jerman, Prancis dan Jepang.

Seperti diketahui Iran dan Saudi bermusuhan setelah Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran pada tahun 2016 sebagai protes atas pembakaran misi diplomatiknya oleh para demonstran Iran. Amuk massa itu terjadi setelah otoritas Saudi mengeksekusi ulama terkemuka Syiah, Nimr al-Nimr.

Selain itu, Teheran dan Riyadh juga berseberangan dalam kebijakan luar negeri terkait konflik Suriah dan Yaman. Dalam konflik Suriah, Saudi mendukung oposisi atau pemberontak dan Iran mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad. Sedangkan pada konflik Yaman, Saudi mendukung pemerintah Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi dan Iran dianggap mendukung pemberontak Houthi.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4043 seconds (0.1#10.140)