Kematian Anggota Dewan Ini Dianggap Tak Wajar

Selasa, 16 April 2019 - 23:13 WIB
Kematian Anggota Dewan Ini Dianggap Tak Wajar
Suasana rumah duka anggota DPRD Sragen. FOTO/iNews/Joko Piroso
A A A
SRAGEN - Rumah duka anggota DPRD Sragen Sugimin ramai dikunjungi kerabat dan rekan rekannya sejak pagi. Para pelayat sudah datang silih berganti di kediaman mendiang di Dukuh Rejowinangun, Desa Masaran, Sragen sejak pagi. Mereka menunggu kedatangan jenazah yang masih menjalani proses autopsi di Solo.

Jenazah rencananya tiba di rumah duka pukul 17.00. Lantas setelah prosesi di rumah duka, akan dimakamkan di TPU Karangnongko Desa Krikilan, Kecamatan Masaran. Namun ambulans yang ditunggu tak kunjung datang hingga pukul 18.00. Bersamaan dengan itu cuaca di sekitar rumah duka juga turun hujan yang sangat deras. Jenazah akhirnya tiba di rumah duka pukul 18.20 saat hujan deras melanda kawasan Masaran.

Para pejabat dan rekan-rekannya di dunia politik yang ia geluti satu persatu tampak hadir. Seperti para anggota DPRD, Ketua DPD Golkar, Sekretaris Daerah (Sekda) dan Bupati Sragen. Kematian Sugimin sangat berat bagi keluarga yang ditinggalkan. Sugimin meninggalkan istrinya Nurlela, dan dua anaknya Deny Giankurniawan dan Tasya.

Kematian tragis pria berusia 52 tahun yang juga caleg Golkar Sragen ini masih menyisakan tanda tanya. Menurut keterangan menantu almarhum, Dwi Astuti, 27, sudah sudah seminggu terakhir dia tidak bertemu dan kontak dengan Sugimin.

"Saya kebetulan di Jakarta. Sudah seminggu enggak kontak sama Bapak. Enggak ada pesan apa-apa. Baru tahu, tadi malam dikontak Pak RT suruh pulang. Ternyata sampai rumah dikabari bapak sudah enggak ada," kata Dwi sembari menahan air mata.

Dwi mengaku ayahnya tidak menyampaikan keberadaannya sepekan terakhir. Menurutnya, almarhum selama ini dikenal baik di mata keluarga dan sosok penyayang. "Bapak orangnya baik, penyayang dengan keluarga," kenangnya.

Pada kesempatan yang sama Ketua Fraksi Golkar Sragen, Bambang Widjo Purwanto, sempat bersama dalam kunjungan kerja di Surabaya pada Rabu lalu. Dia ingat sebelum pulang dalam sesi foto Sugimin minta difoto sebelah kanannya "Nggak tau kenapa, kok minta di sebelah saya," ujarnya.

Setelah itu mereka berpisah. Sugimin pulang naik bus sedangkan Bambang Pur pulang menggunakan mobil. Lantas pihaknya tidak mendapati kontak dengan korban hingga Sabtu lalu korban mengirim foto dirinya sedang dirawat namun tidak membalas percakapan.

"Saya mulai curiga saat itu, karena itu bukan gayanya saat berinteraksi. Waktu saya tanya sakit apa, dia enggak menjawab. Saat saya tanya sakit di mana, juga tidak dijawab," tuturnya.

Lantas pihaknya sempat membahas keberadaan pada Senin malam karena sulit dihubungi. Belum lama kemudian dia mendapati kabar meninggalnya Sugimin di Wonogiri.

Bambang berasumsi kematian Sugimin juga tidak wajar. Lantaran tidak ada agenda partai, namun Sugimin mengenakan seragam batik partai. Meskipun pihaknya paham seragam itu sering disiapkan di mobil pribadinya.

Terkait kematian salah seorang sahabatnya itu Bambang meminta pihak berwajib mengusut tuntas. Pihaknya menilai ada kejanggalan pada kematian salah satu caleg Golkar itu.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5901 seconds (0.1#10.140)