UGM dan RNI Kerja Sama Pemanfaatan Hasil Penelitian
A
A
A
SLEMAN - Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) melakukan kerja sama pemanfaatan hasil penelitian. Kerja sama ini penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan produk penelitian.
Kerja sama ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh Rektor UGM Panut Multyono dan Direktur PT RNI B Didik Prasetyo di Gedung Pusat UGM, Selasa (16/4/2019).
Menurut Panut Mulyono, kerja sama dengan pihak lain adalah hal penting untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan produk penelitian. Selain itu juga UGM memiliki banyak tenaga ahli dan produk penelitian, yang memerlukan para mitra sehingga bidang perindustrian bisa berkembang sekaligus.
"Kita bisa saja membuat barangnya tapi belum tentu harus menjual dan memasarkannya sendiri sehingga diperlukan kerja sama dengan mitra," kata Panut usai MoU.
Panut menjelaskan, UGM memiliki pusat pengembangan usaha dan inkubasi yang bertugas menghilirisasi produk inovasi yang bisa dikerjasamakan dengan industri dan dipasarkan langsung ke masyarakat. Bahkan beberapa produk alat kesehatan, di antaranya alat penumbuh tulang pascaoperasi gigi dan alat penyedot cairan hidrosepalus sudah dipasarkan melalui industri kesehatan.
"UGM saat ini juga sedang mengembangkan produk ring jantung, sehingga nantinya punya produk sendiri tidak harus impor lagi. Untuk pengembangan sekarang dalam tahap uji coba pemasangan," katanya.
Sementara itu, B Didik Prasetyo menambahkan, kerja sama pemanfaatan hasil penelitian bukan hanya akan mendukung usaha RNI dalam bidang agroindustri dan pengelolaan kawasan industri, termasuk memasarkannya, tapi juga mendukung bidang pendidikan, yaitu magang mahasiswa bersertifikat.
"Program magang mahasiswa bersertifikat melibatkan 9.000 mahasiswa, kita kebagian sekitar 200 mahasiawa. Saya berharap ada mahasiswa UGM magang di RNI, syukur setelah magang bisa langsung jadi pegawai untuk membangun RNI," katanya.
Kerja sama ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh Rektor UGM Panut Multyono dan Direktur PT RNI B Didik Prasetyo di Gedung Pusat UGM, Selasa (16/4/2019).
Menurut Panut Mulyono, kerja sama dengan pihak lain adalah hal penting untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan produk penelitian. Selain itu juga UGM memiliki banyak tenaga ahli dan produk penelitian, yang memerlukan para mitra sehingga bidang perindustrian bisa berkembang sekaligus.
"Kita bisa saja membuat barangnya tapi belum tentu harus menjual dan memasarkannya sendiri sehingga diperlukan kerja sama dengan mitra," kata Panut usai MoU.
Panut menjelaskan, UGM memiliki pusat pengembangan usaha dan inkubasi yang bertugas menghilirisasi produk inovasi yang bisa dikerjasamakan dengan industri dan dipasarkan langsung ke masyarakat. Bahkan beberapa produk alat kesehatan, di antaranya alat penumbuh tulang pascaoperasi gigi dan alat penyedot cairan hidrosepalus sudah dipasarkan melalui industri kesehatan.
"UGM saat ini juga sedang mengembangkan produk ring jantung, sehingga nantinya punya produk sendiri tidak harus impor lagi. Untuk pengembangan sekarang dalam tahap uji coba pemasangan," katanya.
Sementara itu, B Didik Prasetyo menambahkan, kerja sama pemanfaatan hasil penelitian bukan hanya akan mendukung usaha RNI dalam bidang agroindustri dan pengelolaan kawasan industri, termasuk memasarkannya, tapi juga mendukung bidang pendidikan, yaitu magang mahasiswa bersertifikat.
"Program magang mahasiswa bersertifikat melibatkan 9.000 mahasiswa, kita kebagian sekitar 200 mahasiawa. Saya berharap ada mahasiswa UGM magang di RNI, syukur setelah magang bisa langsung jadi pegawai untuk membangun RNI," katanya.
(amm)