SMPN 4 Pakem Sleman Dikukuhkan Jadi Sekolah Siaga Bencana

Jum'at, 12 April 2019 - 19:45 WIB
SMPN 4 Pakem Sleman Dikukuhkan Jadi Sekolah Siaga Bencana
Wakil Bupati Sleman Sri Musliatun mengukuhkan SMPN 4 Pakem sebagai SSB di halaman sekolah, Jumat (12/4/2019). FOTO/SINDOnews/PRIYO SETYAWAN
A A A
SLEMAN - SMPN 4 Pakem, Sleman dikukuhkan menjadi sekolah siaga bencana/satuan pendidikan aman bencana (SSB/SPAM), Jumat (12/4/2019). Pengukuhan ditandai dengan gladi lapangan penanggulangan bencana erupsi Gunung Merapi oleh siswa, guru, karyawan, dan relawan di halaman sekolah.

Dengan pengukuhan SMPN 4 Pakem, maka jumlah SSB/SPAM di Kabupaten Sleman sebanyak 61 unit sekolah. Dalam pengukuhan tersebut juga ditandatangani kerja sama sister school sekolah terdampak, SMPN 4 Pakem dengan penyangga Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarya. Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Kepala SMP Negeri 4 Pakem, Ponidi dan Rektor UII Fathul Wahid.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, pengukuhan SMPN 4 Pakem sebagai SSB/SPAM sebagai bentuk edukasi tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana kepada masyarakat, termasuk siswa sekolah secara berkesinambungan. Ini penting mengingat Sleman merupakan wilayah rawan berbagai bencana seperti erupsi Gunung Merapi, gempa bumi, angin puting beliung, dan banjir.

"Oleh karena itu kesadaran dan kesiapsiagaan seluruh masyarakat dalam menghadapi bencana perlu dibangun. Bencana memang tidak dapat dihentikan, tapi dapat kita minimalisir dampaknya," kata Sri Purnomo.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Joko Supriyanto menambahkan, pembinaan dan pelatihan kesiapsiagaan menghadapi bencana harus ditanamkan sejak dini, karena bencana tidak bisa diprediksi.

"Data bulan Maret, tercatat 79 kejadian bencana. Terdiri dari 46 kejadian bencana angin kencang, 19 kejadian bencana tanah longsor, 6 kejadian bencana banjir dan 8 kejadian bencana petir," kata Joko.

Kepala SMPN 4 Pakem Ponidi mengatakan, setelah menjadi SSB, pihaknya bukan hanya fokus pendidikan bencana siswa, tapi juga yang menyangkut dengan proses belajar mengajar siswa itu sendiri. Sehingga meski ada bencana, untuk kegiatan belajar tetap berlanjut atau tidak berhenti.

Rektor UII Fathul Wahid mengatakan dengan adanya kerjasama sister school tersebut, maka nantinya jika kondisi darurat karena adanya bencana, maka sekolah terdampak, maka akan dievakuasi dan melakukan kegiatan belajar mengajar di UII. Sehingga meski ada bencana kegiatan KMB tetap berjalan.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0965 seconds (0.1#10.140)