Menikmati Adrenalin Naik Ondo Langit di Desa Sepakung Semarang

Kamis, 11 April 2019 - 14:35 WIB
Menikmati Adrenalin Naik Ondo Langit di Desa Sepakung Semarang
Wisatawan saat uji andrenalin di wahana Ondo Langit, kawasan objek wisata Gumuk Reco, Kabupaten Semarang. FOTO/IST
A A A
SEMARANG - Program pemerintah menggulirkan dana desa untuk pembangunan desa-desa terpencil mulai menunjukkan hasil. Di Jawa Tengah, program ini berhasil membuat banyak desa yang awalnya terisolasi, kini terkenal dan menjadi jujugan para wisatawan.

Salah satu contohnya adalah Desa Sepakung, Kecamatan Banyu Biru, Kabupaten Semarang. Desa yang awalnya tidak banyak dikenal orang ini, sekarang berubah menjadi desa yang paling dicari oleh wisatawan.

Hal itu tidak terlepas dari keberhasilan Desa Sepakung mengoptimalkan dana desa untuk mengembangkan potensi wisata yang ada. Banyak destinasi wisata yang dibangun di desa ini, dan yang paling nge-hits saat ini adalah Wahana Ondo Langit, kawasan objek wisata Gumuk Reco.

Wahana Ondo Langit merupakan wahana wisata adrenalin sekaligus wisata alam yang sangat indah. Di tempat ini, pengunjung dapat menikmati sensasi menaiki tebing curam setinggi 45 meter dan menikmati pemandangan alam dari lereng tebing berwarna-warni itu.

"Wahana Ondo Langit memang sekarang yang menjadi unggulan di desa kami. Setiap hari, wahana ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Pada akhir pekan saja, pengunjung bisa mengantre ratusan orang untuk menunggu giliran menaiki wahana ini," kata Kepala Desa Sepakung, Ahmat Nuri, Kamis (11/4/2019).

Ondo Langit merupakan salah satu wahana yang ada di objek wisata Gumuk Reco. Selain objek wisata itu, Ahmat menerangkan Desa Sepakung memiliki banyak objek wisata lain yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Mandiri Jaya, seperti Cemoro Sewu, Air Terjun Gua Semar, Bumi Perkemahan Balong, wahana Sunset dan Sunrise di Dusun Pager Gedog dan banyak lagi wisata lainnya.

"Kami mengembangkan objek-objek wisata itu dengan memanfaatkan dana desa. Selain itu juga ada bantuan dari Pemkab Semarang dan Pemprov Jateng untuk peningkatan infrastruktur menuju obyek wisata," paparnya.

Pemanfaatan dana desa untuk optimalisasi potensi wisata, lanjut Ahmat, ternyata berdampak signifikan. Selain membuat desa semakin terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan, pendapatan desa dari wisata juga meningkat drastis.

"Untuk wisata Gumuk Reco dengan wahana Ondo Langitnya saja bisa menghasilkan Rp50 juta-Rp60 juta per bulan. Kalau ditotal dengan wahana-wahana wisata lainnya, pemasukan ke desa bisa mencapai ratusan juta per bulannya," paparnya.

Hal itu tentu saja membuat kesejateraan masyarakat desa semakin meningkat. Dengan ramainya wisatawan, maka perekonomian masyarakat dapat bergerak.

"Selain itu, APBDes kami juga meningkat, dari semula Rp1,5 miliar di tahun 2015 kini menjadi Rp2,1 miliar di tahun 2019. Kami akan terus berupaya mengoptimalkan potensi wisata ini untuk kemajuan desa kami," katanya.

Di lain kesempatan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, Jateng merupakan provinsi penerima dana desa terbesar di Indonesia. Pada 2019, dana desa yang digelontorkan untuk 7.809 desa di Jawa Tengah sebesar Rp6,7 triliun.

"Untuk itu saya minta kepada seluruh kepala desa di Jawa Tengah untuk terus berkreasi dan berinovasi untuk memajukan desanya masing-masing. Desa-desa di Jawa Tengah harus menjadi desa-desa paling maju dan menjadi percontohan di seluruh Nusantara," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.2497 seconds (0.1#10.140)