Awal 2019, Sudah Ada Warga Gunungkidul yang Bunuh Diri

Rabu, 02 Januari 2019 - 14:31 WIB
Awal 2019, Sudah Ada Warga Gunungkidul yang Bunuh Diri
Mulyo Pawiro alias Sati (90), warga Padukuhan Sawah, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul ditemukan tewas tergantung di rumahnya, Selasa (1/1/2019) petang. FOTO/ILUSTRASI/SINDOnews
A A A
GUNUNGKIDUL - Baru saja memasuki 2019, warga Kabupaten Gunungkidul sudah ada yang bunuh diri. Mulyo Pawiro alias Sati (90), warga Padukuhan Sawah, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang ditemukan tewas tergantung di rumahnya, Selasa (1/1/2019) petang.

Kapolsek Panggang AKP Dani Purnama mengatakan, aksi nekat yang dilakukan Sati pertama kali diketahui sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu, cucu korban, Tri Waluyo hendak masuk ke dapur untuk mengambil api untuk membakar sampah di kandang. Dirinya kaget, neneknya sudah dalam posisi tergantung kaku di seutas tali.

"Pas kejadian, dia (Tri Waluyo) langsung berteriak meminta tolong tetangga," kata kapolsek kepada wartawan, Rabu (2/1/2019).

Para tetangga juga kaget mendengar Mbah Sati bunuh diri. Pasalnya tidak ada gelagat mencurigakan dari nenek berusia 90 tahun tersebut. "Sore sekitar pukul 15.00 WIB, beberapa tetangga masih berpapasan dan biasa saja," ungkap Dani.

Kasus bunuh diri di awal 2019 ini menambah panjang daftar kasus serupa di Bumi Handayani. Data Polres Gunungkidul menyebut, jumlah warga yang bunuh diri pada 2018 sebanyak 30 orang. Tahun sebelumnya, juga berjumlah sama 30 warga.

Sosialisasi pencegahan bunuh diri yang dilakukan Pemkab Gunungkidul belum mampu mengurangi aksi nekat warga mengakhiri hidupnya tersebut. Pemkab bahkan sudah membentuk Satgas Berani Hidup sebagai bentuk komitmen menekan angka bunuh diri.

Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengakui kasus bunuh diri merupakan tantangan tersendiri di wilayahnya. Kendati masih tinggi tapi upaya melakukan pencegahan terus dilakukan. "Ada Satgas atau tidak memang tidak ada garansi mengurangi bunuh diri. Namun ini bagian dari iktikad menyadarkan warga untuk bisa mencegah bunuh diri," katanya.

Mencegah bunuh diri tidak sama dengan mencegah penyakit yang lazim lainnya. Karena ini berkaitan dengan psikologis seseorang. "Maka kita terus support puskesmas untuk membuka pos konsultasi kesehatan jiwa. Ini untuk pencegahan," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.1446 seconds (0.1#10.140)