Pesona Kuliner Tradisional di Pasar Kebon Watu Gede Bandongan

Minggu, 07 April 2019 - 16:28 WIB
Pesona Kuliner Tradisional di Pasar Kebon Watu Gede Bandongan
Salah satu jajanan kuliner tradisional di Pasar Kebon Watu Gede Bandongan Kabupaten Magelang. Foto/SINDOnews/Fauzi Miftah
A A A
MAGELANG - Pusat jajanan atau pasar kuliner tradisional kini mulai bermunculan di pelosok-pelosok desa. Salah satu destinasi pasar kuliner tradisional di Jawa Tengah yakni Pasar Kebon Watu Gede yang terletak di dusun Jetak desa Sidorejo Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang.

Lokasinya sekitar 7 kilometer ke arah barat dari eks Kantor Karesidenan Kedu atau Museum BPK. Pasar ini buka hanya pada Hari Minggu Legi dan Pahing menurut penanggalan Jawa. Pasar Kebon Watu Gede ini disebut-sebut juga sebagai model pasar digital atau destinasi digital yang kini digalakkan oleh Kementerian Pariwisata.

Pasar sejenis yang buka berdasar kalender Jawa adalah Pasar Papringan, Temanggung, Jawa Tengah yang buka setiap hari Minggu Wage.

Pesona Kuliner Tradisional di Pasar Kebon Watu Gede Bandongan


Pasar Kebon Watu Gede, Bandongan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang dengan menyajikan menu khas tradisonal Jawa seperti tahu-tempe bacem, mata kebo, pecel, snerek Magelang, soto bathok, sate kerang, sate usus, telur puyuh, jagung bakar, ketan, lopis dan lain sebagainya. "Menunya di sini enak-enak, sesuai selera masyarakat Nusantara," ungkap Zian salah satu pengunjung.

Untuk minumannya tersedia es dawet, kopi ireng, es buah, dan menu tradisional lainnya. Yang menarik ada pula yang menjual mainan tradisonal dan lapak tukang cukur. Untuk memperoleh makanan, minuman dan jasa cukur tersebut, pengunjung harus menggunakan uang pengganti yang disebut Uang Benggol terbuat dari papan kayu kecil-kecil yang ada stempel khusus.

Pengunjung harus menukarkan sejumlah uang dengan uang benggol tersebut, dengan nilai per benggol sama dengan Rp2.000. Suasana pasar pun sangat sejuk, karena semua lapak penjualan berada di bawah pepohonan bambu. Ini mengadopsi pasar wisata di daerah lain seperti Pasar Kakilangit Mangunan Yogya, Pasar Karetan Kendal, maupun Pasar Papringan Temanggung.

Pasar Kebon Watu Gede seluas kurang lebih 5.000 meter persegi ini digagas oleh pemuda Karang Taruna di desa Jetak Sidorejo, Kecamatan Bandongan. Pasar ini terletak di tengah-tengah hamparan sawah pedesaan dengan pemandangan gunung Sumbing di sebelah baratnya.

Untuk bisa sampai ke lokasi, pengunjung harus berjalan kaki atau menyewa motor ojek sejauh 900 meter dari tempat parkir. Jalan menuju lokasi pasar selebar 1,5 meter yang membelah hamparan sawah dan ditanami bunga-bunga serta sejumlah spot foto selfie dengan latar belakang pemandangan sawah dan alam yang indah.

"Harga kulinernya cukup terjangkau, yaitu kisaran 1 sampai dengan 5 benggol. Bisa makan di tempat atau dibawa pulang. Ada soto, pecel, lotek, gado-gado dan sebagainya. Ada pula jajanan tempo dulu seperti jagung, lopis, dawet, gorengan dan ada gubuk tukang cukurnya," terang Arfa, pengunjung lainnya.

Pasar Kebon Watu Gede Bandongan mengusung konsep ramah lingkungan, diantaranya pengunjung dilarang merokok, piring atau alas makan dari daun pisang, batok kelapa atau gerabah. Di sejumlah titik juga disediakan tempat sampah dari bambu. Sedangkan konsep pasar digital ini mendukung hasrat pengunjung untuk berburu obyek foto selfie yang instagramable.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1104 seconds (0.1#10.140)