Saurip Kadi Minta Prabowo Tak Gunakan Agama untuk Mobilisasi Massa

Sabtu, 06 April 2019 - 06:15 WIB
Saurip Kadi Minta Prabowo Tak Gunakan Agama untuk Mobilisasi Massa
Mantan Asisten Teritorial Kepala Staf TNI AD Mayor Jenderal TNI (Purn) Saurip Kadi dan Faizal Assegaf saat diskusi publik jelang Pilpres di Solo, Jumat (5/4) malam. FOTO/SINDOnews/ARY WAHYU WIBOWO
A A A
SOLO - Mantan Asisten Teritorial Kepala Staf TNI-AD Mayor Jenderal TNI (Purn) Saurip Kadi meminta kubu calon presiden (Capres) Prabowo Subianto menghentikan penggunaan agama untuk kepentingan mobilisasi massa.

"Tentang kebhinekaan itu never ending (tidak pernah berakhir), hari ini ada masalah besar yang oleh pihak Pak Prabowo dibiarkan. Menggunakan agama untuk kepentingan mobilisasi. Dan ini sangat membahayakan kehidupan kita ke depan," kata Saurip Kadi di sela sela diskusi publik jelang Pilpres dengan tema Kebhinekaan NKRI Menolak Radikalisme dan Intoleran yang digelar di Solo, Jumat (5/4) malam.

Menurutnya, bagi Prabowo yang merupakan mantan tentara, sangat mudah karena tinggal meminta pendukungnya agar jangan menggunakan masalah agama untuk kepentingan seperti itu. Dirinya meminta agar hal itu jangan sampai terlanjur membesar. Sedangkan pada sisi lain, kebhinekaan dan tolerasinya jangan pernah lelah untuk terus disuarakan.

Dalam kesempatan yang sama, aktivis Faizal Assegaf menegaskan bahwa penolakan terhadap intoleransi dan radikalisme menjadi kewajiban negara dan rakyat. Dirinya ingin memantik seluruh elemen bangsa untuk bersatu melawan terkait indikasi upaya penggagalan pemilu melalui provokasi dan deligitimasi KPU.

Dia meminta tokoh Amien Rais berhenti memprovokasi rakyat terkait people power karena mengarah ke ancaman disintegrasi. Amien Rais juga diminta menghormati konstitusi, menghormati kegembiraan politik, dan menghormati aspirasi rakyat. Ia menilai pendekatan politik dan intoleran yang terus digulirkan, sebagai bentuk kejahatan politik yang harus dihentikan.

Untuk itu, seluruh elemen bangsa diminta menggalang persatuan agar merah putih menang, Pancasila harus tegak, dan rakyat harus bersatu. "Bersama kepemimpinan Pak jokowi, kami menolak intoleran dan radikalisme," tegasnya.

Ketua Umum Komunitas Sahabat Jokowi (KSJ) Sudiro Agung menambahkan, diskusi publik diikuti sekitar 250 relawan Jokowi di Solo Raya. Diharapkan mereka menjadi lebih memahami pentingnya toleransi dan bahaya radikalisme.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8487 seconds (0.1#10.140)