Stigma Islam Akan Rusak Keindonesiaan Harus Diluruskan

Jum'at, 05 April 2019 - 23:30 WIB
Stigma Islam Akan Rusak Keindonesiaan Harus Diluruskan
Pemateri dalam Seminar Interaktif, Mosi integral Natsir, kembalinya Indonesia menjadi NKRI di Kantor Perwakilan DPD RI di Yoyakarta. FOTO/SINDOnews/Suharjono
A A A
YOGYAKARTA - Dewan Dakwah Islamiyah Yogyakarta prihatin dengan stigma yang dimunculkan mengenai Islam yang akan merongrong Keindonesiaan. Untuk itu pemikiran yang sengaja dilemparkan kelompok tertentu tersebut harus diluruskan karena tidak mendasar.

Wakil Ketua DDI Yogyakarta, Eri Masruri mengatakan rasa kebangsaan yang dimiliki umat islam dilakukan sejak awal berdirinya NKRI.

"Kita memiliki Tokoh M Natsir, beliau adalah muslim yang komitmennya terhadap NKRI jelas dan itu kita sampaikan hingga saat ini. Biar diingat kembali," terangnya saat Seminar interaktif Mosi Integral Natsir, Kembalinya Indonesia menjadi NKRI, di Kantor DPD RI di Yogyakarta, Rabu (3/4/2019) malam.

Dijelaskannya, saat ini dibutuhkan kajian mendalam termasuk sejarah Islam yang disebarkan tokoh Dewan Dakwah Islamiyah M. Natsir. Bahwa umat Islam memiliki komitmen besar terhadap NKRI.

"Namun seakan akan ini ada politisasi bahwa umat islam yang tekun mempelajari agama akan mengganggu Keindonesiaan, tugas kami meluruskan, hal itu tidak benar, " bebernya.

Eri melanjutkan, M Natsir selain ulama juga politisi ulung di kancah dunia. Dia pernah menjabat perdana menteri dan menteri di era Soekarno.

"Perannya besar dan Ini perlu digarisbawahi, melalui Mosi Integral, M. Natsir berjuang mengembalikan Indonesia dari Republik Indonesia Serikat (RIS) menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan bertahan sampai saat ini," tegasnya.

Sementara Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Khamim Zarkasih Putro mengatakan, saat ini sangat sulit menemukan politisi Indonesia seperti M. Natsir. Ini lantaran pemikirannya otentik, idealis, agamis dan nasionalis." Mosi integral Natsir yang mengembalikan dari RIS ke NKRI adalah buktinya, bukti jika UMAT islam menginginkan NKRI, " kata dia.

Menurut dia, M Natsir juga sosok sederhana meski menyandang pejabat negara. Sejumlah referensi menyebutkan, M. Natsir merupakan menteri yang tidak punya baju bagus, tidak punya rumah dan menolak diberi hadiah mobil bagus. "Ada 45 buku yang ditulisnya,"pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1577 seconds (0.1#10.140)