Cak Nun: Indonesia Butuh Pemimpin yang Paham Kebutuhan Sejarah Bangsa

Rabu, 03 April 2019 - 16:30 WIB
Cak Nun: Indonesia Butuh Pemimpin yang Paham Kebutuhan Sejarah Bangsa
Budayawan Emha Ainun Nadjib saat menggelar silaturahmi dengan wartawan di Semarang, Rabu (3/4/2019). FOTO/SINDOnews/AHMAD ANTONI
A A A
SEMARANG - Budayawan Emha Ainun Nadjib menyatakan bahwa kepemimpinan periode 2019-2024 mungkin merupakan peluang "terakhir" bagi Indonesia untuk melakukan transisi, transformasi, dan perubahan-perubahan mendasar.

"Apa perubahan-perubahan mendasar itu? prinsip kenegaraan? formula demokrasi tahap dan kelas Indonesia? Undang-Undang Dasar dan maqamat pasal-pasal hukum? Pilah antara negara dengan pemerintah? budaya birokrasi? mental pejabat?," ungkap budayawan yang akrab disapa Cak Nun saat menggelar silaturahmi dengan wartawan di Semarang, Rabu (3/4/2019).

Menurutnya, bangsa Indonesia sangat mendesak membutuhkan kepemimpinan nasional yang benar-benar memahami kebutuhan sejarah bangsa Indonesia, bukan sekadar memenuhi selera darurat rakyat dan survavilisme warga negara. (Baca Juga: Cak Nun Pastikan Datang ke TPS saat Coblosan 17 April 2019)

"Kita butuh pemimpin yang sungguh-sungguh menghuni hati orisinal rakyat, bukan asap-asap halusinasi di depan mata rabun rakyat. Pemimpin yang benar-benar memiliki kelengkapan ilmu, kewibawaan, kebijaksanaan, kekuatan dan awu "Pawang", serta terasa jelas oleh semua orang dialektikanya dengan Tuhan Yang Maha Esa," katanya.

Di sisi lain, dia mengaku gagal belajar untuk sedikit tahu bagaimana skala prioritasnya, yang mana angle penting, apa yang newsable, marketable, bahkan tidak tahu lagi compatible news bagi media massa dan massa. Padahal dirinya telah menuturkan ribuan tulisan melalui caknun.com. Secara lisan juga melalui forum-forum publik sampai ke 4.035 titik wilayah Nusantara bersama Kiai Kanjeng, serta puluhan ribu lainnya.

"Sungguh saya semakin buta tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh massa, rakyat dan bangsa Indonesia, khususnya apa yang menurut media massa dan insan-insan jurnalistik untuk kemajuan atau keselamatan Indonesia," ujar suami Novia Kolopaking ini.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0174 seconds (0.1#10.140)