GP Ansor Masifkan Gerakan Rabu Putih di Perbatasan Jateng-Jabar

Minggu, 31 Maret 2019 - 22:20 WIB
GP Ansor Masifkan Gerakan Rabu Putih di Perbatasan Jateng-Jabar
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas (tengah) saat diwawancarai awak media di Ponpes Edi Mancoro, Tuntang, Kabupaten Semarang, Minggu (31/3/2019). Foto/SINDOnews/Angga Rosa
A A A
SEMARANG - Gerakan Pemuda (GP) Ansor akan memasifkan gerakan Rabu Putih di beberapa daerah di Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat. Ini dilakukan karena tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2019 di daerah tersebut, yakni Cilacap, Brebes, dan Tegal tergolong rendah.

Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, gerakan Rabu Putih tujuannya untuk menyukseskan Pemilu 2019. Jadi gerakan ini penekannya untuk mengajak masyarakat agar menggunakan hak pilihnya dalam pesta demokrasi 17 April 2019. Karena itu, GP Ansor akan memasifkan gerakan Rabu Putih di daerah yang tingkat partisipasinya rendah.

"Kami memiliki data angka partisipasi di Jawa Tengah dan daerah lain. Di Jawa Tengah daerah yang tingkat partisipasinya rendah, yakni Cilacap, Brebes, dan Tegal. Kami akan mengoptimalkan gerakan Rabu Putih di tiga daerah tersebut untuk mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya," kata Yaqut Cholil Qoumas kepada wartawan di Pondok Pesantren (Ponpes) Edi Mancoro, Tuntang, Kabupaten Semarang, Minggu (31/3/2019). (Baca Juga: GP Ansor Deklarasi Rabu Putih di Bojonegoro)

Dia menyebutkan, selain meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2019, gerakan Rabu Putih ini juga untuk membantu TNI-Polri dalam pengamanan pelaksanaan pesta demokrasi. GP Ansor akan proaktif dalam menjaga kondusivitas keamanan dan mengantisipasi upaya provokasi dan intimididasi kepada masyarakat yang dilakukan kelompok tertentu yang bertujuan menjatuhkan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Maruf Amin.

Dia menyatakan, GP Ansor sudah mencium adanya intimidasi dan provokasi dari kelompok tertentu yang bisa mengganggu kondusivitas keamanan dan upaya penggunaan masjid untuk tempat berpolitik. "Seperti hari ini, saya membaca di media ada statement dari Amin Rais misalnya. Dia bilang akan menggunakan masjid untuk berpolitik. Bahkan dia ngomong yang tidak memperbolehkan masjid untuk berpolitik tidak paham Islam. Nah kaya begini kan tanda-tanda bahwa masjid akan digunakan untuk berpolitik," ujar Yaqut Cholil Qoumas yang akrab disapa Gus Yaqut ini.

"Dia juga ngomong jika ada kecurangan dalam pemilu tidak akan membawa ke MK (Mahkamah Konstituasi), kita akan people power. Ini bentuk intimidasi dan gambaran atau strategi provokasi dari pihak mereka. Kita akan mengantisipasi itu semua," ujarnya.

Disinggung mengenai langkah dilakukan GP Ansor untuk mengantisipasi intimidasi dan provokasi, Gus Yaqut menjelaskan, anggota GP Ansor yang berjumlah sebanyak 4,7 juta orang akan memantau kegiatan dan informasi beredar di masyarakat. Jika ada gerakan yang mengarah ke intimidasi dan provokasi, segera melapor ke petugas aparat keamanan agar hal tersebut bisa secepatnya ditangani.

"Tak hanya itu, kami juga akan menggelar pengajian dan istigasah di masjid-masjid. Ini untuk mendinginkan dan meredam provokasi. Selain itu, juga untuk menjaga masjid sebagai tempat ibadah bukan untuk tempat berpolitik," ucapnya.

Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah, Sholahuddin Aly menyatakan, PW GP Ansor Jawa Tengah siap mengantisipasi gerakan intimidasi dan provokasi dari kelompok tertentu. Pihaknya akan membuat grup WhatsApp anggota GP Ansor di setiap desa. Ini merupakan bagian dari gerakan Rabu Putih dalam mendongkrak tingkat partisipasi masyarakat dan menyukseskan Pemilu 2019.

"Kami juga akan memantau daerah-daerah yang berpotensi terjadi provokasi dan intimidasi kepada masyarakat, seperti Solo Raya dan Kendal. Di daerah tersebut kami sudah mencium adanya porvokasi dan intimidasi, namun masih kami dalami," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.4792 seconds (0.1#10.140)