PCNU Surakarta Nilai Jokowi Nahdliyin Tulen

Sabtu, 30 Maret 2019 - 14:05 WIB
PCNU Surakarta Nilai Jokowi Nahdliyin Tulen
Wakil Rois Syuriah PCNU Surakarta KH Agus Himawan saat memberikan materi dalam Rakor JPNU, di Solo, Jumat (29/3/2019).FOTO/IST
A A A
SOLO - Sosok Joko Widodo dinilai merupakan Nahdliyin tulen, karena amalan ibadahnya. Hal itu disampaikan Wakil Rois Syuriah PCNU Surakarta KH Agus Himawan saat memberikan materi rapat koordinasi Jaringan Perempuan Nahdlatul Ulama (JPNU) Surakarta, di Solo, Jumat (29/3/2019).

"Bisa saya katakan beliau NU tulen. NU kultural, karena memang beliau tidak masuk pengurus," ujar Agus.

Menurutnya, dirinya banyak bersinggungan dengan Jokowi saat yang bersangkutan masih memimpin Solo.

"Sering acara khataman di rumah dinasnya. Salat terawih, karena saya pernah pula menjadi imamnya, dan pak Jokowi menjadi makmum," sebutnya.

Atas dasar itu, kata Agus, sosok Jokowi sangat layak untuk kembali memimpin negeri ini. Apalagi ada sosok KH Maruf Amin yang menjadi pendampingnya.

"Apapun partainya, apapun makannya. Pilihannya tetap nomor satu, pak Jokowi, kiai Maruf," katanya.

Agus menambahkan, bangsa ini akan tetap tegak jika ummatnya berakhlak mulia. Salah satu cirinya adalah sedikit menyakiti orang lain. "Ciri ini juga ada pada Jokowi. Malah beliau banyak disakiti. Namun beliau tetap mengutamakan bangsa," bebernya.

Dia juga mengajak, perempuan NU terus mengkampanyekan prestasi Jokowi-Maruf Amin ke semua elemen masyarakat. Langkah ini sekaligus bagian memerangi hoaks yang menyerang Jokowi-Amin. "Namun harus dengan cara yang baik. Jangan dengan cara yang tidak beradab," tegasnya.

Wakil Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Muhammad Toha meyakinkan, sosok Jokowi tidak akan ingkar janji. "Apalagi perhatian pada NU atau santri, sejauh ini sudah sangat baik. Ditetapkan Hari Santri, hingga adanya balai latihan kerja di pesantren," katanya.

Politikus PKB ini menambahkan, warga NU juga harus tahu akan politik. "Karena itu saya juga jelaskan banyak hal. Apalagi banyak berita bohong menyerang pak Jokowi," jelasnya.

Koordinator JPNU Jatebg Khizanaturrohmah menyatakan, perempuan merupakan jumlah pemilih terbesar. Jika semuanya bersatu, maka tujuan akan tercapai.

Dia menegaskan, kaum perempuan tidak boleh sekadar jadi penonton. Karena itu semua bergerak. "Tentu semuanya dalam kendali. Kita terus lakukan evaluasi, apa yang sudah dilakukan kabupaten/kota, kecamatan, desa, hingga dusun," bebernya.

Menurut Khizana, pihaknya memiliki tujuan besar untuk menyelamatkan tradisi NU. "Kita ingin amankan program yang berpihak pada santri yang selama ini sudah dijalankan pak Jokowi," tandasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3161 seconds (0.1#10.140)