Mengenal Lebih Dekat Pendiri Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri

Jum'at, 29 Maret 2019 - 11:43 WIB
Mengenal Lebih Dekat Pendiri Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri
Pendiri Masjid Kubah Emas, Cinere, Depok, Jawa Barat, Dian Al Mahri meninggal dunia. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Hj Dian Djuriah Rais binti H Muhammad Rais atau lebih populer disebut Dian Al Mahri meninggal dunia, Jumat (29/3/2019) pukul 02.15 WIB. Pendiri Masjid Kubah Emas di Cenere, Depok, Jawa Barat ini sempat dirawat di Rumah sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, Dian Al Mahri bakal dimakamkan di kompleks Masjid Kubah Emas miliknya usai salat Jumat siang ini.

Dian Al Mahri yang lahir tahun 1949 ini merupakan pengusaha asal Banten. Istri dari H Maimun Al Rasyid merupakan seorang muslimah Robbani yang senang memberi. Sedekah benar-benar memberikan keberkahan bagi hidupnya. Saat orang mengeluarkan sedekah hanya 2,5%, dia mengeluarkan sedekah sampai setengah dari setiap keuntungannya.

Berkat murah hatinya itu, hari ke hari kekayaannya semakin bertambah. Perusahaan dia semakin berkembang dan berkembang. (Baca Juga: Sakit, Pendiri Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri Meninggal Dunia)

Dian Al Mahri adalah pengusaha dan mempunyai usaha kilang minyak di beberapa negara timur tengah. Salah satunya di Brunei Darussalam.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari Wikipedia, Masjid Kubah Emas mulai didirikan pada 2001 dan diresmikan pada 31 Desember 2006. Lokasinya berada di tepi Jalan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat. Masjid ini diresmikan bertepatan dengan Idul Adha yang kedua kalinya pada tahun itu.

Masjid ini berdiri di lahan seluas 50 hektare. Bangunan masjid ini juga menempati luas area 60 x 120 meter atau sekitar 8.000 meter persegi. Masjid ini juga dapat menampung sekitar kurang lebih 20.000 jamaah.

Mengenal Lebih Dekat Pendiri Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri


Kini, masjid yang memiliki lima kubah dan satu kubah utama tidak hanya dijadikan tempat untuk beribadah. Tetapi juga dijadikan tempat untuk wisata religi. Kawasan masjid ini sering disebut sebagai kawasan masjid termegah di Asia Tenggara.

Keunikan dari masjid ini adalah seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter.

Sementara empat kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter. Selain itu di dalam masjid ini terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton.

Selain itu, relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas.

Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.

Halaman dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah. Enam menara (minaret) berbentuk segi enam atau heksagonal, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40 meter.

Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama warna krem, untuk memberi karakter ruang yang tenang dan hangat. Materialnya terbuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia. Di tengah ruang, tergantung lampu yang terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton, yang pengerjaannya digarap ahli dari Italia.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.4887 seconds (0.1#10.140)