Potensi Aset Wakaf Indonesia Belum Terserap Optimal

Rabu, 27 Maret 2019 - 21:39 WIB
Potensi Aset Wakaf  Indonesia Belum Terserap Optimal
Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Muh Nuh (tengah) memberikan keterangan soal kegiatan sosialisasi wakaf di UNY, Rabu (27/3/2019). FOTO/IST
A A A
YOGYAKARTA - Badan Wakaf Indonesia (BWI) melakukan sosialisasi dan literasi tentang wakaf di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu (27/3/2019). Ketua Badan Pelaksana BWI Muhammad Nuh mengatakan aset wakaf hingga saat ini masih sangat sedikit yang dikelola. Yakni baru nol koma nol sekian persen dari potensi yang ada. Padahal potensi yang ada sangat besar.

“Berdasarkan jumlah penduduk muslim pada usia produktif, potensi wakaf di Indonesia bisa mencapai Rp22 triliun per tahun. Itupun jika hanya dihitung masing-masing penduduk memberikan wakafnya senilai Rp1.000,” kata Nuh memberika keterangan mengenai kegiatan Wakaf Goes to Campus, di Fakultas Teknik UNY, Rabu (27/3/2019).
.
Untuk wakaf saat ini tidak hanya berupa tanah, namun bisa dalam wujud lain di antaranya dana segar, royalti dari satu hak cipta, saham dan lain-lain, semua bisa diwakafkan. Karena itu saat ini BWI terus melakukan literasi ke kampus-kampus karena para mahasiswa yang ada saat ini. Harapannya, lima atau sepuluh tahun mendatang pasti sudah memiliki aset yang bisa diwakafkan.

“Begitu mudah bagi warga masyarakat untuk bisa mewakafkan asetnya. Cukup menggunakan aplikasi yang ada di gadget atau telepon genggam masing-masing, sudah bisa menyumbangkan aset wakafnya. Melalui m-banking di satu bank syariah misalnya sudah ada menu untuk mewakafkan asetnya. Tinggal klik saja,” terang mantan Mendikbud itu.

Mengenai pelaporan atau pertanggungjawaban terhadap aset wakaf yang dikelola, BWI menjamin semuanya akan disampaikan secara transparan dan akuntabel. Selain memiliki divisi yang khusus mengurusi hal itu juga menggandeng akuntan publik untuk mengaudit. “Karena itu, selain di UNY, kami juga akan ke UII, UIN Sunan Kalijaga, UMY dan UNU. Untuk UNY sendiri dijadikans sebagai center Wakaf Goes to Campus,” terangnya.

Direktur Pemberdayaan Zakat Infaq Sedekah dan Wakaf Kemenag, M Fuad Nasar mengatakan sangat mendukung upaya BWI yang mendatangi sejumlah kampus untuk menggerakkan kepedulian warga terhadap wakaf. Terlebih pada 2020 pemerintah sedang fokus pada pembangunan manusia dan pertumbuhan yang berkualitas, yang membutuhkan kolaborasi antar-sektor untuk mencapainya.

Komisioner BWI, Atabik Lutfi menambahkan penyampaian wakaf tidak menjadi monopoli umat Islam semata. Namun non-muslim juga boleh mewakafkan asetnya. Hanya saja, wakaf yang mereka berikan hanya dihitung sebagai sumbangan sosial.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6261 seconds (0.1#10.140)