Jalan ke Pantai Congot Ditutup, Warga Blokade Jalan Proyek NYIA

Rabu, 27 Maret 2019 - 17:20 WIB
Jalan ke Pantai Congot Ditutup, Warga Blokade Jalan Proyek NYIA
Warga dari sejumlah desa terdampak proyek Bandara NYIA Kulonprogo memblokade jalan masuk ke proyek bandara. Foto/iNews.id/Kuntadi
A A A
KULONPROGO - Warga dari sejumlah desa di sekitar proyek pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) memblokade akses jalan masuk ke proyek tersebut. Aksi warga itu sebagai bentuk protes dan balasan atas sikap PT Angkasa Pura (AP) I Yogyakarta yang menutup jalan ke Pantai Congot secara sepihak.

Penutupan akses jalan yang masuk dalam izin penetapan lokasi (IPL) Bandara NYIA mengakibatkan warga tidak bisa beraktivitas ke pantai, tambak udang dan lahan pertanian yang berlokasi di sisi barat proyek bandara.

Tokoh masyarakat Jangkaran, Supandi mengatakan akses jalan yang ditutup PT Angkasa Pura memang berada di dalam IPL. Padahal, jalan itu menjadi satu-satunya akses warga ke Pantai Congot.

"Di Pantai Congot banyak nelayan, pedagang dan petambak maupun petani yang menggunakan akses jalan ini," katanya, Rabu (27/3/2019).

Menurut Supandi, sesuai sosialisasi rencana pembangunan bandara di awal, telah dijanjikan akan dibuatkan jalan pengganti. Namun kenyataannya jalan tersebut sudah ditutup tanpa ada alternatif jalan lain.

"Pintu masuk dikunci dan jalan ditimbun dengan tanah dan pasir. Warga ingin jalan ini tidak ditutup dulu, sebelum jalan pengganti dibuat," ujarnya.

Kepala Dukuh Nglawang Desa Jangkaran ini mengaku, tidak pernah mendapatkan sosialisasi terkait penutupan jalan tersebut. PT AP hanya memasang spanduk berisi pemberitahuan penutupan jalan akan dilakukan pada Senin, 25 Maret 2019.

"Pihak desa juga hanya diberika tembusan saja tanpa ada penjelasan lebih lanjut. Sama sekali tidak ada sosialisasi, tahu-tahu jalan ditutup," katanya.

Penutupan jalan sepihak itu memancing reaksi warga sekitar bandara. Mereka kemudian ganti menutup jalan masuk ke proyek IPL di Pantai Congot. Warga menuntut akses jalan itu kembali dibuka sampai ada jalan pengganti. "Besok akan dimusyarahkan lagi, kalau warga tetap ingin ada jalan alternatif," katanya.

Sekretaris Desa Jangkaran, Fajar Pudiarna mengatakan, pihak desa sejalan dengan masyarakat karena sejak awal memang dijanjikan ada jalan pengganti. Padahal, tiap hari ada banyak warga yang memanfaatkan jalan ini ke tambak, warung di pantai maupun nelayan. "Sosialisasi di awal memang akan dibuatkan jalan baru. Besok baru akan dirapatkan," ujarnya.

Fajar memastikan warga adalah para pendukung bandara. Namun mereka menuntut janji untuk dibuatkan jalan baru. Tanpa ada kejelasan jalan warga akan menolak penutupan.

Informasi yang beredar, jalan ini akan diputus untuk dibangun saluran pembuangan air sebagai salah satu syarat sertifikasi. Kemungkinan pemutusan tetap dilakukan, namun di atasnya dipasangi pelat besi atau beton.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9877 seconds (0.1#10.140)