Pemprov Jateng Klaim Angka Kematian Ibu dan Bayi Turun

Selasa, 26 Maret 2019 - 07:25 WIB
Pemprov Jateng Klaim Angka Kematian Ibu dan Bayi Turun
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Jawa Tengah terus menurun signifikan setiap tahun, karena terlepas dari sejumlah program dalam menekan AKI dan AKB di Jawa Tengah. FOTO/SINDOnews/AHMAD ANTONI
A A A
SEMARANG - Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Jawa Tengah terus mengalami penurunan yang signifikan setiap tahun. Hal itu tidak terlepas dari sejumlah program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng dalam menekan AKI dan AKB di Jawa Tengah.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo saat Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Jateng mengatakan, Angka Kematian Ibu di Jateng pada tahun 2013 mencapai 613 kasus. Jumlah itu terus ditekan hingga pada tahun 2018 ini hanya terjadi 421 kasus AKI.

Sementara terkait AKB juga terus mengalami penurunan. Di tahun 2016, terjadi kasus angka kematian bayi sebanyak 5.485 kasus. Jumlah itu terus di tekan hingga tahun 2018 jumlah angka kematian bayi menurun hingga angka 4.481 kasus.

"Terjadi penurunan cukup signifikan dari AKI dan AKB di Jateng sejak tahun 2013 lalu. Hal ini tidak terlepas dari program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) yang dicanangkan oleh bapak Gubernur Ganjar Pranowo," kata Yulianto, Senin (25/3/2019).

Selain angka kematian ibu dan anak yang menurun, angka harapan hidup warga Jawa Tengah juga mengalami kenaikan. Jika di tahun 2013 angka harapan hidup masyarakat Jawa Tengah adalah 72,6 tahun, di tahun 2018 angka harapan hidup itu naik menjadi 74,08 tahun.

"Capaian-capaian ini akan terus kami tingkatkan agar semua program kesehatan yang dicanangkan baik di tingkat nasional maupun daerah dapat terwujud," pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya memang fokus terhadap penurunan angka kematian ibu dan anak. Selain itu, persoalan stunting dan penyakit tidak menular lainnya juga menjadi garapan serius Ganjar Pranowo.

"Dengan capaian ini, maka saya optimistis target Sustainable Development Goals (SGDs) yang dicanangkan tahun 2030 akan tercapai, yakni di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup," kata Ganjar.

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menekankan pentingnya melakukan investasi kesehatan sejak dini. Hal itu dapat dilakukan dengan merubah kebijakan kesehatan yang lebih memprioritaskan pada sektor hulu.

"Kalau bicara sektor hilir ya rumah sakit. Jadi orang sakit pasti larinya ke rumah sakit. Padahal ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah orang sakit, misalnya cuci tangan sebelum makan, olahraga teratur, makan buah dan sayur, menjaga kebersihan lingkungan dan sebagainya. Nah ke depan langkah-langkah pencegahan inilah yang harus terus dilakukan," kataya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3310 seconds (0.1#10.140)