Pendam IV/Diponegoro Bekali Taruna Akmil Bijak Bermedsos
A
A
A
MAGELANG - Sebagai kalangan akademisi dan calon pemimpin TNI AD di masa depan, Taruna/Taruni Akademi Militer (Akmil) harus lebih cerdas memilih dan memilah serta lebih bijak dalam menggunakan media sosial (medsos). Prajurit tidak boleh ikut larut dan terjebak dalam pusaran arus negatif di dunia maya.
Hal tersebut disampaikan Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Arh Zaenudin kepada 1.042 Taruna/Taruni Akmil di Gedung Moch Liliy Rochli kompleks Akmil Magelang, Senin (25/3/2019).
Kapendam menyebutkan, hasil survei Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019 mengungkapkan, pengguna medsos di Indonesia telah mencapai 150 juta orang atau 56% dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 268 juta orang. "Termasuk 1.042 Taruna/Taruni yang ada di hadapan saya," kata Zaenudin.
Dalam menyikapi derasnya arus informasi dan perkembangan penggunaan medsos saat ini, dia berpesan kepada para Taruna/Taruni harus lebih cerdas dalam memilih dan memilah informasi yang beredar di medsos.
Terlebih di era post truth, di mana dengan masifnya pemberitaan, kebenaran media telah mengalahkan kebenaran yang sebenarnya (hyperrealitas). Para Taruna/Taruni harus lebih hati-hati dan lebih bijak dalam bermedsos sehingga tidak terjebak dalam pusaran hoaks yang dapat menghancurkan kehidupan bangsa.
"Jangan sampai justru para prajurit maupun Taruna/Taruni ikut-ikutan meng-upload, memposting dan mengshare informasi, foto maupun video yang tidak sesuai dengan norma keprajuritan hanya untuk mematutkan dirinya sendiri dan mengejar popularitas yang tidak sesuai dengan cita-cita dan kejuangan yang diwariskan oleh pendahulu bangsa," katanya.
Untuk itu diperlukan langkah-langkah agar tidak terjebak dalam candu gadget dan haus akan popularitas. "memang benar di era sekarang ini prajurit harus melek teknologi, dan penggunaan medsos sudah tidak dihindari lagi, tetapi harus bisa digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok," katanya.
Dengan telah diberikannya sosialisasi tentang penggunaan medsos di lingkungan TNI AD, Taruna/Taruni Akmil dan seluruh prajurit diharapkan tidak lagi terjerumus dan terbawa arus phubbing dan social climber serta kembali ke jati diri prajurit untuk berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku.
Hal tersebut disampaikan Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Arh Zaenudin kepada 1.042 Taruna/Taruni Akmil di Gedung Moch Liliy Rochli kompleks Akmil Magelang, Senin (25/3/2019).
Kapendam menyebutkan, hasil survei Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019 mengungkapkan, pengguna medsos di Indonesia telah mencapai 150 juta orang atau 56% dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 268 juta orang. "Termasuk 1.042 Taruna/Taruni yang ada di hadapan saya," kata Zaenudin.
Dalam menyikapi derasnya arus informasi dan perkembangan penggunaan medsos saat ini, dia berpesan kepada para Taruna/Taruni harus lebih cerdas dalam memilih dan memilah informasi yang beredar di medsos.
Terlebih di era post truth, di mana dengan masifnya pemberitaan, kebenaran media telah mengalahkan kebenaran yang sebenarnya (hyperrealitas). Para Taruna/Taruni harus lebih hati-hati dan lebih bijak dalam bermedsos sehingga tidak terjebak dalam pusaran hoaks yang dapat menghancurkan kehidupan bangsa.
"Jangan sampai justru para prajurit maupun Taruna/Taruni ikut-ikutan meng-upload, memposting dan mengshare informasi, foto maupun video yang tidak sesuai dengan norma keprajuritan hanya untuk mematutkan dirinya sendiri dan mengejar popularitas yang tidak sesuai dengan cita-cita dan kejuangan yang diwariskan oleh pendahulu bangsa," katanya.
Untuk itu diperlukan langkah-langkah agar tidak terjebak dalam candu gadget dan haus akan popularitas. "memang benar di era sekarang ini prajurit harus melek teknologi, dan penggunaan medsos sudah tidak dihindari lagi, tetapi harus bisa digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok," katanya.
Dengan telah diberikannya sosialisasi tentang penggunaan medsos di lingkungan TNI AD, Taruna/Taruni Akmil dan seluruh prajurit diharapkan tidak lagi terjerumus dan terbawa arus phubbing dan social climber serta kembali ke jati diri prajurit untuk berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku.
(amm)