Mahathir Mohamad : Israel Negara Perampok !

Senin, 25 Maret 2019 - 03:15 WIB
Mahathir Mohamad : Israel Negara Perampok !
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad menjuluki Israel sebagai negara perampok. Foto/Istimewa
A A A
ISLAMABAD - Pernyataan berani disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad. Mahatir menyebut Israel sebagai negara perampok. Dia mengatakan, negaranya menikmati hubungan persahabatan dengan setiap negara di dunia, kecuali Israel.

Berbicara saat melakukan kunjungan kerja ke Pakistan, Mahathir mengatakan, dia tidak memiliki masalah dengan orang-orang Yahudi. Tapi, dia bermasalah dengan negara Israel, karena telah menduduki wilayah Palestina.

"Kami tidak anti terhadao orang-orang Yahudi, tetapi kami tidak dapat mengakui Israel karena pendudukannya atas tanah Palestina. Anda tidak dapat merebut tanah orang lain, dan membentuk negara. Ini seperti negara perampok," ucap Mahathir, seperti dilansir Fars News pada Minggu (24/3).

Pernyataan itu sendiri datang tidak lama setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan sudah waktunya untuk mengakui Dataran Tinggi Golan Suriah, yang diduduki sejak 1967, sebagai wilayah Israel.

Pengumuman Trump datang menjelang kunjungan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu ke AS pada pekan depan. Netanyahu sendiri telah menekan Washington selama bertahun-tahun untuk mengakui klaim Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki

Rusia: Pernyataan Trump Soal Golan Sangat Berbahaya
Sementara itu, Kremlin menyebut pernyataan yang dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengenai Dataran Tinggi Golan sangat berbahaya. Menurut Kremlin, pernyataan ini dapat mengguncang situasi di Timur Tengah.

Trump, melalui akun Twitternya pada hari Jumat lalu mengatakan, sudah waktunya untuk mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang disengketakan."Seruan-seruan semacam itu mungkin sangat mengganggu stabilitas situasi di Timur Tengah," ucap juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Minggu (24/3).

"Bagaimanapun juga, gagasan seperti itu sama sekali tidak bekerja untuk tugas dan tujuan penyelesaian Timur Tengah. Itu sebaliknya." Saat ini hanya sebuah seruan, semoga tetap begitu," sambungnya. Dataran Tinggi Golan sejatinya adalah wilayah Suriah, namun diduduki Israel sejak Perang Timur Tengah 1967. Sejak itu, wilayah itu menjadi sengketa.

Sementara itu, sebelumnya Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan langkah Trump di Dataran Tinggi Golan bukan standar ganda. Hal itu diungkapkannya ketika ditanya tentang sikap AS di wilayah Suriah yang secara resmi direbut Israel pada tahun 1981 dibandingkan dengan kebijakan AS tentang Rusia tentang pencaplokannya atas Crimea.

"Apa yang dilakukan presiden dengan Dataran Tinggi Golan adalah mengenali kenyataan di lapangan dan situasi keamanan yang diperlukan untuk melindungi negara Israel. Hanya itu - sesederhana itu," kata Pompeo.

Pompeo membantah bahwa pencaplokan Israel atas Dataran Tinggi Golan melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. "Keputusan yang dibuat presiden akan meningkatkan peluang untuk ada stabilitas di seluruh kawasan," alasan Pompeo.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8557 seconds (0.1#10.140)