Mahasiswi asal Kalteng Tewas Terseret Banjir Bandang di Bandungan

Sabtu, 23 Maret 2019 - 19:58 WIB
Mahasiswi asal Kalteng Tewas Terseret Banjir Bandang di Bandungan
Petugas medis Puskesmas Sumowono, Kabupaten Semarang, saat merawat jenazah Melsi (22) warga Murung Raya, Kalimantan Tengah yang tewas terseret banjir bandang di Ngipik, Candi, Bandungan, Sabtu (23/3/2019). Foto/IST
A A A
SEMARANG - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Semarang mengakibatkan banjir bandang di Kecamatan Bandungan dan Sumowono, Sabtu (23/3/2019). Banjir yang terjadi di wilayah Dusun Ngipik, Desa Candi, Bandungan merenggut korban jiwa.

Melsi (22), warga Sungai Lunuk RT 001/RW 000 Tanah Siang, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah meninggal dunia akibat terseret arus banjir bandang di jalan raya ke arah menuju Candi Gedongsongo, tepatnya di daerah Ngipik. Jenazah korban ditemukan warga di selokan sejauh 300 meter dari lokasi kejadian sekitar pukul 13.30 WIB.

Sedangkan banjir di wilayah Sumowono merendam sejumlah rumah warga. Banjir juga merendam jalan Sumowono – Kendal. Akibatnya arus lalulintas tersendat dalam beberapa waktu.

Kasubbag Humas Polres Semarang AKP Teguh Susilo mengatakan, korban yang tercatat sebagai mahasiswi itu, meninggal lantaran terseret arus banjir sejauh 300 meter. (Baca Juga: Update Korban Banjir Sentani: 89 Meninggal Dunia, 74 Orang Hilang)

"Korban tewas dengan luka di bagian kepala dan wajah. Luka tersebut akibat benturan saat korban terseret arus banjir," katanya.

AKP Teguh menjelaskan, kejadian bermula ketika korban yang tercatat sebagai mahasiswi sebuah perguruan tinggi itu, bersama temannya Marcerio Britama Putra (19), warga Jalan Praja RT 002/RW 003 Desa Briwit, Kecamatan Murung, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah berboncengan motor dalam perjalanan dari Salatiga menuju objek wisata Candi Gedongsongo. Sesampainya di daerah Ngipik tiba-tiba banjir menerjang jalan.

"Motor korban terdorong ke kiri. Kemudian motor tidak seimbang dan korban yang membonceng terjatuh. Korban langsung terseret arus banjir hingga masuk ke selokan," katanya.

Melihat temannya terseret arus banjir, Marcerio berusaha menolong korban. Namun kakinya tersangkut standar motor dan tidak bisa berbuat banyak. Akhirnya korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sejauh 300 meter dari lokasi hanyut, tepatnya di depan SD 03 Ngipik, Desa Candi.

Sejumlah warga langsung mengevakuasi korban dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Bandungan. Mendapat laporan peristiwa itu, sejumlah polisi mendatangi lokasi kejadian. Selanjutnya jenazah korban dibawa ke Puskesmas Sumowono untuk diperiksa. Dari hasil pemeriksaan kepala korban pecah dan wajahnya robek akibat terbentur benda keras saat terseret arus banjir.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4289 seconds (0.1#10.140)