Jokowi Sebut Informasi Hoaks Mulai Disebarkan dari Pintu ke Pintu

Sabtu, 23 Maret 2019 - 15:30 WIB
Jokowi Sebut Informasi Hoaks Mulai Disebarkan dari Pintu ke Pintu
Capres Joko Widodo mengajak seluruh masyarakat di Indonesia untuk memerangi berita bohong atau hoaks. FOTO/SINDOnews/SUHARJONO
A A A
YOGYAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 01, Joko Widodo mengajak seluruh masyarakat di Indonesia untuk memerangi berita bohong atau hoaks. Saat ini, upaya penyebaran berita hoaks tidak hanya di media sosial, tapi sudah dari rumah ke rumah.

"Pemilu tinggal 24 hari, hati-hati, saya mengajak kepada kita semuanya berani dan melawan hoaks, untuk berani dan melawan kabar-kabar fitnah, untuk berani dan melawan berita bohong," ucapnya saat menghadiri acara Alumni Jogja Satukan Indonesia di Stadion Kridosono Yogyakarta, Sabtu (23/3/2019).

Dikatakan, penyebaran informasi hoaks tidak hanya dilakukan melalui media sosial, tapi sudah mulai dari pintu ke pintu. Dari rumah ke rumah sebagai upaya merusak dan memecah belah bangsa. (Baca Juga: Nostalgia di Yogyakarta, Jokowi Gowes dari Bundaran UGM ke Kridosono)

"Di antaranya memberikan informasi Kalau Jokowi-Maruf Amin menang pelajaran agama akan dihilangkan, jika Jokowi-Maruf Amin menang maka azan dilarang," katanya diikuti teriakan hoaks oleh ribuan orang.

Untuk itu, dia meminta semua masyarakat untuk berhati-hati. "Ini adalah cara-cara berpolitik yg tidak beretika dan cara berpolitik yang tidak bertata krama," kata Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyatakan peta sosial, politik dan ekonomi global sudah berubah. Apalagi Indonesia ibaratnya sebuah kapal besar. "Tentunya tantangan dan rintangannya besar," katanya.

Untuk itu, dia mengajak semua elemen bangsa untuk menjaga kerukunan. Semua masyarakat bersatu dalam membangun bangsa. (Baca Juga: Jokowi Nyatakan Pemimpin Harus Berikan Aura Optimisme)

"Karena menahkodai kapal sebesar Indonesia dengan 269 juta penduduk, diperlukan nahkoda yang berpengalaman. Ini karena tidak mudah memimpin Indonesia dengan keragaman baik budaya, adat istiadat dan juga kepercayaan atau agamanya. Jangan berikan pada kita, pemimpin yang coba-coba. Benar tidak. Jangan dipikir gampang dan mudah mengelola negara sebesar Indonesia," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9589 seconds (0.1#10.140)